Iqbal Bocah Korban Kekerasan Akhirnya Pulang ke Rumah
Setelah dua bulan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah dua bulan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara. Kini Iqbal Saputra Amarullah (3,5) bocah korban penculikan dan penganiayaan oleh Dadang Supriatna (30) telah diijinkan pulang rumah sakit.
Irma Nur Cahyani (35) bibi Iqbal tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Wanita beranak tiga ini pun sumringah ketika pihak Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan pihak rumah sakit menyerahkan Iqbal ke pelukannya.
Hal ini mengingat kondisi kejiwaan Iis Noviyanti (30) ibu kandung Iqbal masih terguncang pasca mengetahui anaknya dianiaya. Saat ditemui di RSUD Koja, pada Senin (12/5) siang, Irma menuturkan dirinya bahagia karena Iqbal sudah diperkenankan pulang ke rumah.
Tak hanya itu, ia juga mengaku senang telah diizinkan untuk merawat Iqbal. Irma menuturkan, saat ini Iqbal memang membutuhkan perhatian lebih dari keluarganya. Selain Iis, kata dia, Ira Mariani (37) selaku bibi Iqbal yang lain juga tidak diperbolehkan merawat Iqbal. Karena Ira tengah mengandung anaknya yang ketiga dengan usia tiga bulan.
"Ira tidak diperbolehkan merawat Iqbal, karena dia lagi mengandung anaknya. Disamping itu Iqbal sangat butuh perhatian lebih," kata Irma.
Irma melanjutkan, untuk sementara waktu Iqbal akan menetap di rumahnya di perumahan Griya Asri II Tambun, Bekasi Jawa Barat. Sementara Iis diinapkan oleh Ira di rumahnya kawasan Bojong Gede RT 04/04, Bojong, Bojong Gede, Bogor Jawa Barat.
Pemisahan Iis dan Iqbal ini dilakukan untuk beberapa minggu ke depan. Mengingat Iis masih mengalami depresi berat pasca melihat luka disekujur tubuh Iqbal. Ira Mariani (37) kakak kandung Iis mengatakan, secara fisik kondisi adiknya itu terlihat sehat. Namun kejiwannya masih terguncang, terlebih ketika melihat anaknya.
Padahal sudah sebulan ini Iis telah menjalani terapi psikologi di RSUD Koja. "Kejiwaan Iis masih terguncang, kadang kalau melihat Iqbal suka marah-marah nggak jelas. Penginnya jalan-jalan terus si Iis," ujar Ira.
Ira mengungkapkan, meski Iis pernah menjalani terapi psikologinya selama satu bulan, hal ini belumlah cukup. Sebab berdasarkan anjuran dokter ia harus menjalani terapi selama 3-6 bulan. Terputusnya pengobatan Iis di RSUD Koja, lantaran wanita itu sudah lelah menjalani terapi.
"Sudah beberapa minggu ini Iis nggak mau terapi. Katanya dia capek terapi, lalu kalau dipaksakan terapi dia bakal marah-marah tanpa alasan jelas," jelas Ira. (Fitriandi Al Fajri)