Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota DPR dan Jenderal Ramai-ramai Sedot Lemak

Jenderal polisi yang meminta tak disebutkan namanya ini tak banyak beraktivitas sehingga berat badannya pun naik

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Anggota DPR dan Jenderal Ramai-ramai Sedot Lemak
heraldsum.com.au
Ilustrasi operasi sedot lemak 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jenderal purnawirawan polisi ini sudah cukup tua. Usianya saja sudah kepala enam.

Baru-baru ini dia terpilih jadi anggota DPR RI di pileg lalu. Berarti, beberapa bulan ke depan dia akan berkantor di Gedung DPR, Senayan.

Sejak pensiun, jenderal polisi yang meminta tak disebutkan namanya ini tak banyak beraktivitas sehingga berat badannya pun naik.

Perutnya lebih buncit ketimbang saat baru pensiun dan lemak muncul di mana-mana. Berat badanya hampir menyentuh angka 90 kg, padahal tinggi badannya hanya sekitar 170 cm.

Yang paling membuat sang jendral khawatir adalah munculnya kantung mata di bawah kedua kelopak matanya. Warnanya pun agak menghitam, tak sedap dilihat saat bercermin.

Selama masih aktif, jenderal ini tak sempat menduduki jabatan puncak. Ia kini menetap di kawasan Jakarta Timur. Selama ini dia hidup dari uang pensiun dan beberapa usaha kecilnya.

Siap ke Senayan

Pada pileg 8 April lalu, sang jendral beruntung lolos menjadi anggota DPR. Karena itu, dia berusaha untuk mengubah penampilannya agar lebih "jreng" lagi. Salah satu upayanya adalah melakukan sedot lemak di bagian kantong mata.

Sang istri bersama anak-anaknya pun membantu mencarikan ahli sedot lemak. Akhirnya diapun memilih Singapura untuk mengurus lemak yang ada di tubuhnya.

Operasi pengangkatan kantung mata itu berjalan mulus, tanpa luka sedikitpun. Dokter kulit di Singapura melakukan pengangkatan kantung mata dari dalam, lalu mengeluarkan lemaknya.

Setelah mengeluarkan biaya Rp 50 juta, dia pun pulang ke Jakarta tanpa kantung mata menghitam lagi.

Kini dia siap melangkah ke Senayan dengan penuh percaya diri (pede). Sementara urusan tubuhnya yang gemuk, kata dia, bisa diatasi secara perlahan.

Untuk menekan kegemukannya, pensiunan jenderal ini sudah kembali mengatur jadwal olahraga. Salah satunya tenis, olahraga yang paling dia sukai sejak masih aktif di Polri. Kecuali kalau sampai setahun belum berubah, dia punya rencana melakukan sedot lemak.

Operasi kantung mata

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Edwin Djuanda, hanya tertawa mendengar kisah tersebut. Kata dia, sudah berulang kali menangani pensiunan jenderal yang minta kantung matanya diangkat. Bahkan ada jenderal yang minta sekalian face lift.

Edwin menceritakan, beberapa minggu ke depan juga ada seorang pensiunan Jenderal Polisi yang sudah menjadwalkan operasi pengangkatan kantung mata di Jakarta Skin Center (JSC), tempat Edwin berpraktik sekaligus memiliki saham di sana.

Pensiunan jenderal itu berasal dari daerah. Sang jendral ikut sebuah partai yang baru ikut pileg 2014.

“Dia sudah menelepon ke saya. Minta dijadwalkan pengangkatan kantung mata. Sepertinya dia lolos ke Senayan (jadi anggota DPR),” kata Edwin kepada Warta Kota sambil terbahak.

Ketika ditemui Warta Kota pekan lalu di ruang kerjanya di JSC, kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Edwin mengatakan, sang jendral itu akan menjalani penyedotan lemak sehingga diharapkan nantinya bisa tampil lebih muda. Tapi, Edwin menolak membeberkan profil sang mantan jenderal pelanggannya itu.

Adapula seorang pengusaha perempuan yang juga baru terpilih jadi anggota DPR dari sebuah parpol akan melakukan hal serupa.

Perempuan itu sudah menelepon Edwin belum lama ini. Dalam satu atau dua bulan ke depan, perempuan asal Medan itu bakal mendarat di Jakarta.

Yang akan dilakukan pertama kali adalah bertemu dokter Edwin. Dia sudah mendaftar untuk menyedot lemak di beberapa bagian tubuhnya. Terutama bagian perut dan paha.

Meningkat

Edwin mengakui, usai pileg 2014 memang ada peningkatan pasien di JSC, terutama pasien sedot lemak (liposuction) dan angkat kantong mata. “Cukup terasa dari kesibukan kami,” kata Edwin kepada Warta Kota.

Dia mencatat beberapa pasien barunya adalah calon anggota DPR yang baeu lolos pileg.

Lalu banyak pula anggota DPRD dari daerah yang kembali terpilih atau baru terpilih datang ke JSC untuk melakukan sedot lemak. Tapi, Edwin memilih tak bertanya detail, meski dia tahu dia itu para anggota dewan yang terhormat.

Bisnis kecantikan sedot lemak dan angkat kantung mata ini sudah mengalami beberapa kali pasang surut. Paling parah terjadi di era 1990– 2000-an. Saat itu pasien Edwin hanya artis terkenal atau orang yang terlalu kaya saja.

Di era 2000–2010 adalah masa-masa emas sedot lemak. Pasien Edwin berasal dari berbagai kalangan.

Di masa itu, kata Edwin, dalam sehari dia bisa tiga kali menangani pasien, bahkan saat itu ada waktu di mana dia harus menangani pasien di akhir pekan bahkan pada hari Minggu.

“Di zaman itu, orang harus menunggu dua bulan baru bisa saya tangani. Sebab, waiting list-nya banyak sekali,” kata Edwin.

Kini, lanjut Edwin, masa-masa emas sedot lemak itu muncul lagi usai pileg 2014. Dalam dua minggu ke depan, ucap Edwin, jadwal operasi sedot lemak dan angkat kantung mata di JSC sudah penuh.

Biaya operasi sekali sedot lemak dipatok Rp 20 juta. Jadi, kalau operasi di dua bagian tubuh, maka pasien harus mengeluarkan kocek Rp 40 juta.

Edwin mengaku hanya melakukan dua kali operasi dalam sehari. “Sekarang saya hanya mau menangani dua pasien per hari. Ini pekerjaan tangan, tak akan baik hasilnya apabila saya kelelahan,” kata Edwin. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas