Siapa yang Bayari Pengobatan Jukir yang Dibakar Oknum TNI?
Hingga saat ini, Yusri tengah berada dalam kondisi kritis di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Warta Kota, Panji Baskhara Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Cut Megawati (42) selaku istri juru parkir (jukir) liar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Tengku Yusri (47), yang dibakar oleh seorang anggota Detasemen Markas Pusat Polisi Militer TNI, Pratu Heri, mempertanyakan bagaimana cara untuk membayar biaya pengobatan suaminya.
Hingga saat ini, Yusri tengah berada dalam kondisi kritis di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat. "Biaya perawatan di rumah sakit sebelumnya pun belum lunas terbayar," ujar Cut Mega, saat ditemui di RSCM, Jumat (4/6/2014), sekitar pukul 00.00 WIB.
Cut yang datang bersama kedua anaknya Halimatus Sa'diyah (3) dan Halidah (2), dan kakak kandung Yusri, Rusdi (52), sambangi RSCM tengah malam, lantaran ingin mengetahui perkembangan kondisi suaminya. Namun, saat itu pihak RSCM belum memperbolehkannya untuk memasuki ruang yang steril tersebut.
Sebelum dirujuk ke RSCM, korban asal Aceh ini sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat yang sekiranya menghabiskan biaya Rp 28 juta lebih.
Biaya perawatan tersebut, ditalangi secara beramai-ramai dari kawan-kawan Yusri, yang sesama juru parkir Monas asal Aceh. Namun, sampai saat ini upaya tersebut, masih belum bisa melunasi biaya perawatan tersebut. "Ada teman Yusri sampai ditahan KTP-nya di RSUD Tarakan," ujar Cut Megawati.
Sejak Yusri dirujuk ke RSCM, Cut mengatakan bahwa pihak rumah sakit masih menghubunginya apabila ada proses pengobatan tertentu yang harus dijalani Yusri. Tak hanya itu, dalam dua hari sekali, ustad jukir ini harus diberi obat khusus serta menjalani pemeriksaan darah.
Biayanya pun harus ditanggung istrinya, lantaran menurut pihak rumah sakit hingga saat ini belum ada mandat dari pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengenai pembiayaan pengobatan dan perawatan Yusri.
"Biaya di sini (RSCM) kemungkinan mencapai lebih Rp 30 juta ini," tuturnya.
Ia pun menceritakan, salah seorang perwakilan dari Detasemen Polisi Militer (Denpom), pernah datang dan memberikan uang sebesar Rp 10 juta untuk biaya pengobatan Yusri selama di rumah sakit. Namun, uang tersebut diterima salah seorang Koordinator Perkumpulan Masyarakat Aceh bernama Mochtar.
Kemudian uang tersebut diserahkan ke Andre yang merupakan adik kandung Cut Mega. Wanita yang berasal dari Banda Aceh ini pun membenarkan telah menerima uang tersebut.
"Tapi saya tidak ketemu dengan orang Denpom itu memang waktu itu uangnya dipegang Andre," ungkapnya.
Setelah penyerahan uang tersebut, tidak ada lagi informasi lanjutan dari pihak TNI. Walaupun, sempat tersiar dalam siaran pers Minggu (29/6) lalu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Andika Perkasa, menyatakan pihak Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI AD akan menanggung seluruh biaya pengobatan Yusri.
Menanggapi hal tersebut, Cut Megawati mengharapkan agar secepatnya pihak TNI, pelaku, dan keluarga pelaku datang menjenguk Yusri serta memberikan kejelasan dan tanggung jawab atas perkembangan selanjutnya.
"Kalau memang pihak TNI masih pura-pura gak tau atau tidak sempat ke sini untuk menjenguk, biar saya yang datang langsung ke markas mereka. Biar jelas," tegas Cut Mega