Sidang Kasus Pembunuhan Ade Sara Masuk Tahap Pembacaan Eksepsi
Selasa (2/9/2014) terdakwa pembunuh Ade Sara Angelina Suroto (19), yaitu Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani, akan menjalani sidang lanjutan.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Selasa (2/9/2014) terdakwa pembunuh Ade Sara Angelina Suroto (19), yaitu Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani, akan menjalani sidang lanjutan. Sidang yang akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sekitar pukul 11.00 WIB ini merupakan sidang eksepsi atau pengajuan nota keberatan atas dakwaan.
"Iya, hari ini ada sidang pembacaan nota keberatan dari pihak kedua tersangka," ujar ayah Ade Sara, Suroto, ketika dihubungi, Selasa (2/9/2014).
Pada Selasa (26/8/2014) lalu, kedua tim penasihat hukum Hafitd dan Assyifa sama-sama mengajukan eksepsi pada sidang yang seharusnya beragendakan pemeriksaan saksi. Ketika sidang atas Hafitd dibuka, tiga orang tim penasihat hukum Hafitd mendampingi dan mengajukan eksepsi kepada Hakim Absoroh.
Hal yang sama juga terjadi ketika sidang perkara Assyifa digelar. Tim kuasa hukum Assyifa juga meminta eksepsi kepada hakim. Hakim Absoroh mengabulkan permohonan itu. Sidang eksepsi akan dilakukan pada 2 September.
Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (18) didakwa karena telah melakukan pembunuhan terhadap Ade Sara. Ade dianiaya dengan disetrum, dicekik, serta disumpal mulutnya menggunakan kertas dan tisu. Jasadnya lalu dibuang di Jalan Tol Bintara Kilometer 49, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Berdasarkan hasil sidang dakwaan dua minggu lalu, Hafitd dan Assyifa didakwa dengan tiga pasal berlapis. Hal ini sesuai dengan dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum Aji Susanto.
Dakwaan primer Pasal 340 KUHP dengan sengaja dan dengan rencana lebih dan merampas nyawa orang lain. Pada dakwaan primer ini kedua terdakwa dikenakan Pasal 340 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Pasal ini dikenakan berdasarkan hasil otopsi yang menunjukan terdapat gumpalan dalam rongga mulut Ade Sara serta adanya gangguan proses pernafasan. Penyebab kematian, akibat sumbatan rongga mulut yang menimbulkan mati lemas.
Pasal tersebut subsider dengan Pasal 338 KUHPidana tentang Pembunuhan Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Pasal lebih subsider lagi adalah Pasal 353 ayat 3 KUHPidana tentang Penganiayaan yang Menyebabkan Kematian Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (kompas.com/achmad rafiq)