Tembak! Monyet yang Meresahkan Warga
Febya mengatakan, kera ekor panjang sendiri sebetulnya merupakan primata dilindungi karena proses reproduksi yang terbilang lambat
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Mengomentari banyaknya korban serangan kera ekor panjang di Desa Taban dan Ancol Pasir Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang, dr. Febya Satyaningsih mengatakan bahwa kasus ini perlu ditindak cepat.
"Jika memang harus ditembak untuk keselamatan warga, saya mendukung. Bagaimanapun keselamatan warga harus tetap diutamakan. Tapi sebaiknya pihak yang sudah profesional yang melakukannya. Jangan malah mencederai si monyet," ujar Febya.
Namun, menurut Febya, menembak kawanan monyet tidak akan menyelesaikan masalah. "Kalau untuk pencegahan jangka pendek memang bisa. Tapi tidak bisa untuk seterusnya. Masalah ekosistem di dalam hutan tetap harus ditelusuri," kata Febya.
Febya mengatakan, kera ekor panjang sendiri sebetulnya merupakan primata dilindungi karena proses reproduksi yang terbilang lambat. "Satu kera betina hanya bisa melahirkan seekor bayi. Mengandung selama 9 bulan, menyusui 6 bulan. Selama tenggat waktu itu, kera betina tidak bisa kawin dengan pejantan," katanya. (Banu Adikara)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.