Pengakuan SPG Mobil Tentang Transaksi Seks usai Pameran
Nia mengaku tak sembarangan pria yang dapat mengajaknya tidur atau berkencan
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang gadis muda membusungkan dadanya dengan kedua kaki dilipat saat beberapa pengunjung Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) memfoto dirinya, Sabtu (20/9/2014).
Bersama tiga rekan sesama sales promotion girl (SPG), dia berpose di depan mobil mewah di salah satu hall di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Nia (nama samaran) tak sungkan menunjukkan kemolekan tubuhnya sembari terus mengumbar senyum.
Dengan balutan dress putih ketat di atas lutut dan tanpa lengan, lekuk tubuh Nia kelihatan jelas.
Mahasiswa perguruan tinggi swasta di Jakarta ini mengaku menjadi SPG hanya sebagai batu loncatan saja.
"Kalau beruntung jadi model atau artis kalau tidak ya gitu deh," kata Nia.
Ia mengatakan dalam pameran otomotif terbesar di Indonesia ini banyak agency model yang berburu wanita cantik dengan mengamati para SPG untuk menjadi model mereka.
Selain itu, banyak pula pria berduit yang memanfaatkannya untuk mengajak para SPG berkencan.
“Gue gak munafik, kalau orangnya keren dan gue suka serta bayarannya gede, kenapa enggak, gue ambil, dan gue kasih pin BB gue" katanya.
Selama 11 hari pameran IIMS itu, Nia mengaku dibayar Rp 10 juta atau Rp 1 Juta per shift (6 jam) dalam sehari.
Bayarannya itu diluar uang makan dan transportasi yang ditanggung produsen mobil yang mengontrak Nia, juga rekan-rekannya.
“Sebelas hari berdiri di pameran dibayar Rp 10 Juta, sementara nemenin cukong seharian dan 'begituan', dibayar Rp 10 juta. Enakan mana coba? Makanya gue bilang gue gak munafik, apalagi kalau orangnya keren, hehehe,” kata Nia tertawa kecil.
(Baca: Pengakuan Reina: Justru Kami yang Digoda, Jika Tak Kuat Iman Bisa Jadi)
Nia mengaku tak sembarangan pria yang dapat mengajaknya tidur atau berkencan.
“Gue milih-milih juga. Kalau bayaran standar dan orangnya gue gak suka, gue tolak," ujarnya.
Menurut Nia, beberapa rekannya melakoni hal yang sama dengannya.
“Tapi gue gak mau dibilang PSK. Gue milih orang dan liat orang, sama bayarannya juga tentunya,” kata dia.
Ia mengatakan biasanya transaksi seks akan dilakoninya usai IIMS berakhir.
“Kenalnya memang di IIMS, tapi jalannya setelah IIMS kelar dong,” katanya. Alasan dia, selama kontrak menjadi SPG di IIMS, mereka tak boleh absen selama 11 hari itu. “Kalau bolong sehari, potongannya lumayan gede, sampai Rp 2 juta,” kata dia.
Nia sudah menjadi SPG di IIMS untuk yang kedua kalinya.
“Tahun lalu juga jadi SPG di sini. Beberapa temen direkrut jadi model, tapi gue belum. Teman lain ada yang jadi simpanan pejabat juga,” ungkapnya. (Tribunnews/TEDP.)