Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 105 bangunan liar yang berdiri di atas saluran air di Jalan Layur dan Jalan Gurame, Kelurahan Jati, Pulogadung, Jakarta Timur, dibongkar, Kamis (25/9/2014).

Sebagian warga yang tak terima menghalangi proses penertiban dengan melempari batu ke arah petugas.

Sumyati (40), pemilik kios ikan hias memprotes ada diskriminasi terkait penertiban tersebut. Menurutnya tidak semua bangunan yang ditertibkan, padahal sama-sama berada di atas saluran air.

Dirinya mengaku keberatan bangunan tempat usahanya dibongkar dengan alat berat. Dia khawatir alat berat tersebut akan merembet ke rumah miliknya yang berada di belakang kios tersebut. Terlebih di belakangnya terdapat mobil yang diparkir di garasi. Bersama suami dan anaknya, Sumyani melakukan perlawanan kepada petugas.

"Yang bangun ini juga kan Pemprov DKI, bukan kita. Kita justru membeli, bukan asal bangun begitu. Tapi kenapa di sebelah utara tak dibongkar, kan sama-sama dibangun DKI," kata Sumyati kepada wartawan di lokasi, Kamis (25/9/2014).

Ibu berbadan tambun ini terus berupaya menghalangi petugas. Bahkan ia mengancam akan menusuk operator alat berat yang akan merubuhkan bangunan berukuran 3x2,5 meter persegi itu. Tak hanya itu, salah seorang anak lelakinya, menyerang petugas menggunakan palu. Beruntung petugas berhasil mencegahnya.

"Jangan bongkar dulu, biar saya saja yang bongkar sendiri. Itu banyak barang saya nanti pada rusak. Kalau membongkar, tak tusuk nanti sampean," teriak Sumyati.

Lurah Jati Dewi Purnamasari mengatakan, jumlah bangunan yang ditertibkan di Jala Layur sebanyak 80 dan di Jalan Gurame 25 bangunan. Seluruhnya bangunan permanen yang berdiri di atas saluran air. Pihaknya sudah mensosialisasikan penertiban tersebut jauh sebelumnya.

Penertiban ini melibatkan 150 an petugas gabungan dari Satpol PP, TNI/Polri, Sudin PU Tata Air Jakarta Timur dan aparat dari kelurahan/kecamatan setempat.

"Ini bangunan liar semua, makanya kita tertibkan. Kalau yang JT juga nanti ditertibkan, masih menunggu proses penghapusan JT oleh Sudin KUKM Jakarta Timur," kata Dewi.