Dapatkan Jaket, Calon Anggota Geng SMA Mesti Dibully Dulu
Di sini senior kelas XI akan meminjamkan jaket GOR'A'SIX miliknya ke kelas X.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Warta Kota, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di GOR'A'SIX 'Penurunan Jaket' adalah bagian dari kaderisasi. Setiap anggota harus melewatinya.
Di sini senior kelas XI akan meminjamkan jaket GOR'A'SIX miliknya ke kelas X. Tapi siswa kelas X harus menjalani serangkaian aksi bullying dulu.
'Penurunan jaket' ini simbol siswa kelas X resmi jadi anggota GOR'A'SIX. Mereka baru akan mendapat jaketnya sendiri di akhir semester. Jaket itu harus ditebus seharga Rp350 ribu oleh siswa kelas X.
Ada aturan soal tradisi 'penurunan jaket' di GOR'A'SIX. Hanya anak kelas X dan XI yang bisa dikader jadi GOR'A'SIX. Anak kelas XII tak bisa lagi.
Sebab 'penurunan jaket' harus dilakukan oleh angkatan yang berada satu tahun diatasnya. Anak kelas X harus diturunkan jaket oleh anak kelas XI. Tak boleh dengan anak kelas XII.
Nanti, apabila ada anak yang sudah kelas XI dan baru mau ikut GOR'A'SIX, maka anak kelas XII yang akan menurunkan jaketnya. Jadi anak kelas XI itu akan dibullying dengan kelas XII. Makanya begitu sudah kelas XII, tak bisa lagi jadi bagian dari GOR'A'SIX.
Beberapa alumni SMAN 6 Jakarta di era 1990an yakin istilah menurunkan jaket belum ada di jaman mereka. Tapi istilah "menurunkan jaket" muncul di era 2000an. Istilah ini mulai terbentuk di angkatan 2003. Saat siswa mereka mulai membuat jaket GOR'A'SIX.
Sejak saat itulah jaket jadi salah satu simbol GOR'A'SIX. Jaket ini berwarna biru dongker dan ada beberapa simbol. Salah satunya simbol angkatan sebagai badge.
Ditulis dengan memadukan angka romawi. Angkatan 2013 ditulis 2K13, lalu 2014 ditulis 2K14. Sedangkan angkatan 2005 ditulis 2K5. Begitu seterusnya. Dalam angka romawi K berarti 2000.