"Kasihan Dia, Anak Yatim Piatu Sekarang"
Walau sama-sama terpukul, anak Aiptu Batang Onang Lubis itu terlihat lebih tegar dibanding sang ibu, Idawati.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggra (19), putri sulung anggota Polri yang tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Sultan Iskandar Muda, Arteri Pondok Indah, Selasa malam, Jakarta, terlihat tegar menghadapi kematian ayahnya.
Walau sama-sama terpukul, anak Aiptu Batang Onang Lubis itu terlihat lebih tegar dibanding sang ibu, Idawati.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ketika peti jenazah Aiptu Batang Onang masih berada di dalam rumah duka, Anggra terlihat duduk di tepi peti jenazah ayahnya. Mahasiswi semester III itu mengenakan blus putih dengan kerudung berwarna hitam.
Anggra menangis sambil memandangi dan mengelus-elus foto ayahnya yang terbingkai. "Kasihan dia. Anak yatim piatu sekarang," ujar adik Aiptu Batang Onang, Imsar Lubis, di rumah duka di Pancoran Mas, Depok, Rabu (21/1/2015).
Anggra memang yatim piatu. Dia dan satu saudara laki-lakinya, Aldi, merupakan anak dari Batang dengan mendiang istrinya yang dulu. Setelah ibu kandung Anggra yang juga istri pertama Batang Onang meninggal, Batang menikah dengan Idawati.
Setelah menikahi Idawati, Batang memiliki dua anak, yaitu Gibran dan Anggi. Siang itu, banyak pihak yang datang untuk melayat ke kediaman Batang Onang. Idawati, istri Batang, menangis tiap menerima ucapan belasungkawa dari para tamu.
Tubuh Ida hampir selalu harus dipapah orang lain. Anggra sesekali memegangi Ida dan mengusap air mata Ida, juga membujuknya untuk makan sesuap nasi.
Siang itu, ada seseorang dari pihak asuransi yang juga datang ke rumah Batang untuk mengurus asuransi Batang. Karena Ida tidak mampu untuk melayani para tamu, Anggra-lah yang mengurus tamu itu dan menyiapkan keperluan, seperti KTP dan kartu keluarga, tentunya dengan dibantu sanak saudara lain.
Ketika jenazah akan diberangkatkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Anggra juga menggantikan peran ibu dalam menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Semua anggota keluarga inti Batang, terdiri dari Ida, Anggra, Aldi, Gibran, dan Anggi, ikut berangkat untuk memakamkan Aiptu Batang Onang. "Jaket ibu sudah dibawa?" tanya Anggra kepada salah satu kerabatnya.
Penulis: Jessi Carina