Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Jarang Tersenyum, Aiptu Lubis Paling Rajin Ikut Kerja Bakti

Aiptu Batang adalah salah satu korban tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Sultan Iskandar Muda, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Meski Jarang Tersenyum, Aiptu Lubis Paling Rajin Ikut Kerja Bakti
Tribunnews.com/Dwi Rizki
Aiptu Batang Onang Lubis, korban kecelakaan maut di Jalan Arteri Pondok Indah, Selasa (20/1/2015) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aiptu Batang Onang Lubis dikenal warga Jalan Sukarma RT 3/3 Nomor 5, Kampung Parung Bingung, Depok, sebagai orang yang kaku dan jarang senyum.

Aiptu Batang adalah salah satu korban tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Sultan Iskandar Muda, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015) malam.

Namun di tengah kekakuannya sebagai seorang polisi, Aiptu Batang Onang Lubis, yang biasa dipanggil Pak Lubis oleh warga sekitar, dikenal sangat ringan tangan membantu warga, terutama untuk melaksanakan kerja bakti baik yang digagas pengurus RT maupun pengurus RW.

"Kalau kerja bakti, Pak Lubis nomor satu. Dia yang malahan manggilin warga untuk kerja bakti sesuai kesepakatan. Kalau dia sudah turun, warga pasti jadi malu, dan mau nggak mau kerja bakti juga," kata Cahya (39), salah satu tetangga Aiptu Batang Lubis, saat ditemui Warta Kota, di rumahnya, Rabu (21/1/2015).

Menurut Cahya, Aiptu Lubis memang bukan orang yang murah senyum. Apalagi kepada orang yang tidak akrab atau tidak dikenalnya.

"Mungkin karena dia polisi yang harus tegas dan disiplin, jadi orangnya memang agak kaku. Tapi dia paling depan kalau untuk urusan warga," kata Cahya.

Cahya mengenang sosok Aiptu Lubis yang ringan tangan dan peka atas situasi lingkungan.

BERITA TERKAIT

Menurutnya sekitar sebulan lalu, ketika Aiptu Lubis berangkat kerja dari rumahnya dengan sepeda motor menuju ke Polsek Kebayoran Baru, di tengah jalan, di sekitar Jalan Meruyung, Aiptu Lubis melihat ada lubang jalan yang cukup membahayakan para pengendara motor.

"Ia lalu turun dan meminta warga sekitar untuk mengambilkan kayu atau tongkat. Kayu itu lalu dihimpit dia, pakai batu besar di atas lubang untuk penanda. Tujuannya supaya pengendara motor nggak terperosok ke lubang itu," kata Cahya.

Apa yang dilakukan Aiptu Lubis ini, kata Cahya cukup berkesan baginya. "Padahal pagi itu jalanan ramai dan semua orang cuek saja sama jalan berlubang. Tapi Pak Lubis justru turun tangan mencegah pengendara motor masuk lubang," kata Cahya.

Tetangga Aiptu Lubis lainnya, Aminah (45), mengatakan Aiptu Lubis memang bukan orang yang ramah saat berpapasan di tengah jalan.

Namun Aiptu Lubis dikenal memiliki hubungan baik dengan para tetangga dan semua warga di tempat tinggalnya.

"Kalau lewat naik motor, Pak Lubis memang jarang negur. Tapi dia aktif ikut pengajian warga dan kerja bakti juga," katanya.

Sosok Aiptu Lubis katanya agak berbeda dengan istrinya Idawati Dalimunthe yang sangat ramah dan murah senyum.

"Makanya kita sedih banget tadi ngeliat bu Ida terpukul sekali. Apalagi dia masih hamil 4 bulan. Saya gak kebayang saja kehidupan mereka tanpa Pak Lubis," kata Aminah.

Menurut Aminah, suasana haru menyelimuti kediaman Aiptu Batang Onang, saat jenasah disemayamkan di sana sebelum diterbangkan ke kampung halaman Aiptu Lubis di Tapanuli Selatan.(BUDI SAM LAW MALAU)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas