Patung Dewa Bumi Dicuci Jelang Imlek
Para patung yang jumlahnya sekitar 20 dikeluarkan dari tempatnya yang berukuran persegi dilapisi kaca transparan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam hitungan beberapa hari lagi umat Tionghoa akan merayakan Tahun Baru Imlek. Mereka pun akan berkunjung ke vihara - vihara untuk memanjatkan doa dan meminta pertolongan kepada dewa - dewa. Vihara Im Tek I atau Darma Bakti yang lebih populer dengan sebutab Petak Sembilan tengah melakukan persiapan untuk menyambut Imlek.
Tempat peribadatan yang terletak di bilangan Glodok, Jakarta Barat ini melakukan renovasi dalam melayani para tamu yang datang. Mulai dari pengecatan, perbaikan jalan, pasang lampion dan membersihkan patung - patung dewa di dalam Vihara itu.
Para patung yang jumlahnya sekitar 20 dikeluarkan dari tempatnya yang berukuran persegi dilapisi kaca transparan. Para pekerja tersebut menggunakan alat selang air, busa, rinso dan kemoceng untuk membersihkan patung - patung tersebut.
"Ini sedang mencuci patung, persiapan untuk Imlek. Ada sekitar 20 patung di Vihara ini. Semua patung kita bersihkan semua," ujar Burki (33) satu dari pekerja yang membersihkan patung - patung tersebut kepada Warta Kota di Vihara Petak Sembilan pada Senin (16/2/2015) sore.
Burki beserta pekerja lainnya dengan gigih mengangkat patung - patung yang berukuran besar. Walau pun ada juga patung ukuran kecil yang dicucinya.
"Kalau yang saya lagi cuci ini Patung Dewa Bumi. Banyak debunya, kotor banget," ucap Burki.
Pantauan Warta Kota, Burki dan para pekerja lainnya yang berjumlah lebih dari enam orang bahu membahu mencuci patung. Patung God of Earth atau Dewa Bumi dikeluarkan dari kotak besar yang tampak penuh debu di dalamnya. Dalam kotak tersebut terdapat uang - uang yang dimasukan oleh para tamu yang sedang beribadah.
"Kita di Vihara ini biasanya memang mencuci patung setahun sekali. Kalau menejelang Imlek, kita harus cuci patungnya. Tidak ada makna apa - apa dalam pencucian patung ini. Agar bersih saja," ujar Koh Awei (62) penjaga Vihara Petak Sembilan yang sedang sibuk memantau para pekerja. (Andika Panduwinata)