Permainan Anak Kampung yang Nyaris Punah Ini Digelar di Jalanan Sudirman, di Jantung Kota Jakarta
Sederet permainan tradisional anak kampung ini digelar di jalan Sudirman, di jantung ibukota Jakarta.
Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi dan informasi yang semakin canggih telah merambah semua kalangan termasuk anak-anak.
Teknologi dan informasi yang semakin modern telah membuat ruang kreativitas si anak telah hilang dengan banyaknya permainan online dan mengenyampingkan permainan tradisional.
Memanfaatkan acara car free day di sekitaran Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (22/3/2015) Gerakan Kebangkitan Permainan Tradisional Indonesia (GKPTI) mendeklarasikan permainan itu haris kembali dihidupkan.
Aksi ini bahkan mendapat simpatik dari warga ibukota dan tak sedikit anak-anak yang mencoba beberapa permainan tradisional.
Beberapa permainan tradisional tampak disuguhkan oleh kalangan pencinta permainan yang kian hari kian luntur. Sebut saja egrang bambu, bakiak, lompat tali, gansing, mobil laker, congklak, sepakbola kelereng, dan banyak lainnya.
Penggagas GKPTI, Endi Aras mengaku prihatin atas hilangnya eksistensi permainan tradisional akibat modernisasi zaman. Hilangnya permainan asli Indonesia ini disebababkan oleh sempitnya lahan bermain bagi anak-anak, kurangnya kepedulian orangtua untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak, sulitnya mendapatkan bahan untuk permainan dan kecenderungan si anak untuk memainkan permainan digital.
"Anak-anak sekarang tidak mengerti lagi tentang kreativitas yang dimunculkan dari permainan tradisional. Pengaruh ini akibat permainan modern baik dari play station, game online, dan gadget,"kata Endi.
Meski tak bisa melawan arus permainan modern, GKTPI tetap mensosialisakan permainan tersebut kepada anak-anak. Endi menyebut langkah awal yang diperlukan oleh GKPTI yaitu mensosialisakan macam-macam permainan anak sebelum menghidupkannya kembali.
Endi menyatakan sosialisasi permainan tradisionalt telah dilakukan selama empat kali di kawasan CFD. Ia mengaku permainan tradisional yang ditampilkan oleh kelompoknya masih sebatas permainan yang dikenal populer di masyarakat. Menurutnya, permainan tradisional yang memilki keberagaman di Indonesia harus dilestarikan.
"Kita pengen nanti di bulan Mei mengusulkan tahun kebangkitan permainan tradisional. Kita juga ada aksi tanda tangan sebanyak 2015 tanda tangan. Ini sebagai bentuk pencanangan tahun bangkitnya permainan tradisional,"ucap Endi.
Rencananya GKPTI mengusulkan dan meminta bantuan untuk mensosialisasikan tahun kebangkitan tradisional melalui beberapa kementerian. Baik melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Olahraga, maupun Kementerian Pariwisata.