Penumpang Telantar: 'Saya Tahu Itu Tamu Negara, Tapi Masyarakat Jangan Dikorbankan'
Seharusnya, Kopaja P20 yang ditumpanginya dari Ragunan dapat berbelok kiri di perempatan Kuningan arah Semanggi, namun dialihkan.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penutupan Jalan Gatot Subroto mulai perempatan Kuningan arah Semanggi membuat banyak karyawan perkantoran pusing.
Banyak dari mereka telantar di Halte Timah, Jalan Rasuna Said, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Seperti yang dialami Suryani (32), pekerja kantoran di kawasan Senayan.
Seharusnya, Kopaja P20 yang ditumpanginya dari Ragunan dapat berbelok kiri di perempatan Kuningan arah Semanggi, namun dialihkan.
Ia dan beberapa penumpang lain yang bingung pun meminta sopir Kopaja P20 yang ditumpanginya berhenti di Halte Timah.
"Maksud aku gini, kalau ada penutupan itu jangan penuh gitu. Kita jadi bingung, mau nyambung pakai apa. Ya iyalah mengganggu," kata Suryani dengan wajah bingung, kepada Kompas.com, Rabu (22/4/2015) pagi.
Suryani yang berangkat sejak pukul 06.00 kini tak tahu bagaimana melanjutkan perjalanan menuju Senayan.
Apalagi, ia tak tahu angkutan alternatif lain.
"Situasi begini mau naik ojek juga pasti mereka nembak harga, saya enggak mau," ujar Suryani.
Senada dengan Suryani, Eta (36), pekerja di kawasan Thamrin ini juga bernasib serupa.
Bus Kopaja 602 yang seharusnya berbelok kiri di perempatan Kuningan justru tak dapat melintas dan dialihkan lurus ke arah Jalan Rasuna Said.
Meski tahu ini imbas penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA), ia kecewa masyarakat yang dijadikan korban.
"Saya tahulah itu tamu kenegaraan, tapi jangan masyarakat kecil yang jadi korban, seharusnya mereka bisa pakai jalur pinggir satu jalur," kata Eta.
Hari ini, sejumlah ruas jalan di kawasan ibu kota diberlakukan sistem pengalihan arus.
Pengalihan arus disebut berlangsung secara situasional.
Khusus pagi hari ini, pengalihan dilakukan mulai pukul 06.00-10.00.(Kompas.com/Robertus Belarminus)