Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Curiga Ibu-ibu Akan Digerakkan Demo Tuntut Pencairan KJP

Basuki Tjahaja Purnama curiga ada pihak yang sengaja ingin menggerakkan ibu-ibu untuk mendemo dirinya

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ahok Curiga Ibu-ibu Akan Digerakkan Demo Tuntut Pencairan KJP
Tribunnews.com/adi suhendi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama istrinya Veronica Tan didampingi Walikota Jakarta Selatan dalam peresmian RPTRA Bahari Gandaria Selatan, Kamis (21/5/2015) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama curiga ada pihak yang sengaja ingin menggerakkan ibu-ibu untuk mendemo dirinya di balik tak kunjung rampungnya pengelolaan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Saya ini curiga kenapa sampai Juni tidak beres, kayaknya dia mau menggerakkan ibu-ibu. Catet wartawan, media, demo saya lagi tuh, ibu-ibu digerakkan ngotot KJP mau ditarik kontan semua lima bulan sampai enam bulan sekaligus," ungkap pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Kamis (21/5/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan meskipun didesak, dirinya tidak akan memberikan lampu hijau bila uang KJP bisa ditarik tunai.

"Terlambat tujuh bulan pun uangnya tidak bisa ditarik kontan, kalau dulu kan datang ke bank langsung marah-marah saya tarik," ungkapnya.

Suami Veronica Tan ini penerima KJP saat ini berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Pengurangan jumlah penerima KJP tersebut dikarenakan banyak penipuan dimana pesertanya ganda dan cenderung ada permainan di dalamnya.

"Kita katakan tidak boleh tarik kontan, langsung tidak semangat orang ini. Saya tahu ini uang dibelanjakan kemana, harus debit, dia belinya barang apa saja, dimana kelihatan dan langsung turun. Tapi disatu pihak banyak yang tidak dapat," ujarnya.

Peningkatan jumlah dana yang diterima siswa yang menerima KJP menurut Ahok bila hanya diberi Rp 600 ribu sangat pas sekali. Sehingga pemerintah DKI memberikan lebih Rp 200 ribu sehingga menjadi Rp 800 ribu.

BERITA TERKAIT

"Kalau dia sekolah bukan di negeri ya, kita kasih dia Rp 400 ribu drop out itu anak, jadi kalau anak orang miskin dikasih Rp 800 ribu tetap dia tidak sekolah karena nombok, lebih baik kita kasih dia penuh," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas