Gara-gara Jokowi Ajang Istana Bogor Open Sepi Pengunjung
Beberapa lokasi tak memungkinkan pengunjung masuk ke Istana Bogor karena digunakan aktivitas Presiden Jokowi. Sehingga acara Istana Untuk Rakyat sepi.
Editor: Y Gustaman
![Gara-gara Jokowi Ajang Istana Bogor Open Sepi Pengunjung](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/prabowo-subianto-temui-presiden-jokowi-di-istana-bogor_20150130_040800.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Agenda tahunan Istana Untuk Rakyat (Istura) 2015 atau lebih dikenal dengan sebutan Istana Bogor Open yang diselenggarakan Pemerintah Kota Bogor untuk memperingati Hari Jadi Bogor, telah digelar pada Senin (1/6/2015).
Namun, ajang itu tak sesemarak jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, jumlah pengunjung Istana Bogor Open bisa jauh melebihi target.
Pada 2014 saja, di hari pertama pendaftaraan pengunjung bisa mencapai 20.000 orang. Sedangkan tahun ini pengunjung hanya mencapai 5.400 orang di hari pertama. Jumlah tersebut sangat kecil bahkan tak sampai separuh dari yang ditargetkan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor, tercatat total pengunjung ajang Istura tahun ini berjumlah 13.285 orang. Sedangkan pada tahun sebelumnya, total pengunjung mencapai 40.000 orang.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, menurunnya jumlah pengunjung disebabkan warga tidak diperkenankan masuk ke dalam Istana. Pengunjung hanya diperbolehkan mengelilingi istana dari luar dan mengunjungi Museum Kepresidenan Balai Kirti.
Aturan baru tersebut diberlakukan sejak Presiden Joko Widodo sering menggunakan Istana Bogor untuk keperluan tugasnya sebagai kepala negara, menyambut tamu-tamu penting, sampai menggelar sejumlah rapat dan pertemuan. Bahkan, Presiden Jokowi pun menempati ruangan yang dulu digunakan Presiden Soekarno.
"Memang untuk agenda Istana Untuk Rakyat (Istura) kali ini terasa berbeda. Ada beberapa lokasi yang tidak memungkinkan pengunjung untuk masuk ke dalam Istana karena digunakan untuk aktivitas Presiden. Sehingga, masyarakat hanya diperkenankan untuk mengelilingi Istana dari luar dan mengunjungi Museum Balai Kirti," ucap Bima, Selasa (2/6/2015).
Orang nomor satu di Kota Bogor itu berharap agar perhelatan Istura tahun depan bisa memberikan kesan lebih baik dibanding tahun ini. Ia menginginkan agar Museum Kepresidenan Balai Kirti yang teletak di dalam wilayah Istana Bogor bisa dibuka untuk umum.
"Saya inginnya Museum Balai Kirti bisa diakses untuk masyarakat umum, jangan hanya pada saat agenda Istana Bogor Open saja. Sayang kan, sudah dibuat tapi masyarakat tidak bisa melihatnya. Hal ini juga memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat soal tokoh-tokoh presiden Indonesia dan nilai culture tetap terjaga," katanya.
Di masa depan, lanjut Bima, Pemerintah Kota Bogor berkeinginan membuat konsep untuk menyatukan Istana Bogor dengan lingkungan dan masyarakat. Sebab, pada hakikatnya keberadaan Istana Bogor bukan saja milik masyarakat Bogor, namun simbol negara ini sudah menjadi milik seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.
"Pada dasarnya, konsep ini untuk lebih mengenal tentang Istana Bogor itu sendiri, sebab ada banyak nilai historis dan budaya yang unik di dalamnya. Contohnya, di beberapa negara, aktivitas seorang kepala negara di istananya bisa dilihat langsung oleh warganya walaupun hanya dari jauh. Ini bisa menjadi contoh bahwa Indonesia pun bisa seperti itu," Bima menegaskan. (Kontributor Kompas.com Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah)