Lagi, Seorang Kakek Ditabrak Kereta Api di Tambora
Penemuan jenazah di perlintasan Kereta Api (KA) kembali terjadi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penemuan jenazah di perlintasan Kereta Api (KA) kembali terjadi. Ini kesekian kalinya, kasus pejalan kaki tewas tertabrak kereta api.
Kali ini, seorang kakek yang diduga psikotik atau mengidap gangguan kejiwaan menjadi korban usai tertabrak kereta api Brantas jurusan Progo-Kediri, Jawa Timur di perlintasan KA Stasiun Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (21/6/2015) sore.
Peristiwa naas yang menimpa pria keturunan Tionghoa tanpa identitas tersebut diungkapkan, Chepi, warga setempat bermula saat dirinya hendak melintas untuk ngabuburit, menunggu waktu berbuka puasa sekira pukul 16.00 WIB.
Dia dan beberapa warga melihat korban yang berusia lanjut itu menyeberang perlintasan KA sendirian.
Namun, tanpa disadari, datang KA Brantas jurusan Progo-Kediri, Jawa Timur yang tengah melaju dari arah Tanah Abang menuju Stasiun Jakarta Kota.
Melihat hal tersebut, baik dirinya maupun warga sekitar yang berada lokasi pun meneriaki korban untuk mencegah korban melintasi rel.
Tetapi sayang, teriakan warga maupun sirine KA yang melintas terlihat tidak diperhatikan korban. Tidak berselang lama, korban pun terhempas, tewas seketika akibat tertabraknya KA yang meluncur deras.
"Orang itu sudah diteriaki ada kereta, tapi tetap saja tidak mendengar. Kayaknya dia itu orang gila (psikotik-red), karena tidak ada identitasnya dan bajunya juga kotor," ungkapnya.
Usai dievakuasi ke sisi rel, korban yang diduga merupakan tunawisma itu pun kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Menteng Jakarta Pusat. Sayangnya, karena kondisi tubuh, khususnya bagian kepala dalam kondisi tercerai berai, beberapa warga yang hendak melihat jenazah mengaku tidak mengenal korban.
Penulis: Dwi Rizkinext