Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Main di Monas Tanpa 'Gangguan' PKL

Sekarang kalau hari biasa tidak terlalu banyak sampah, kebanyakan hanya daun-daun atau ranting patah

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Main di Monas Tanpa 'Gangguan' PKL
Kompas.com/Aldo Fenalosa
Suasana kawasan Monas pada Selasa (23/6/2015) siang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa ranting dan daun kering tampak menyembul. Satu karung sampah terakhir yang dipegang Diah tampak sudah hampir penuh. Sesekali ia memadatkan isi karung itu dengan tangannya.

"Bentar lagi beres. Yang lain sudah banyak pulang. Sepertinya saya yang terakhir pulang hari ini. Semoga masih keburu masak buat buka," kata Diah (40) sambil menyapu beberapa daun kering yang masih bertebaran di trotoar dekat kawasan taman refleksi Monas, Selasa (23/6/2015) siang.

Hampir tujuh tahun Diah menjadi petugas kebersihan taman di kawasan Monas. Bermodal sapu, seragam berwarna merah, dan topi pelindung panas, Diah rutin membersihkan sejumlah area taman di Monas setiap harinya sejak pukul 07.00 pagi.

"Sekarang kalau hari biasa tidak terlalu banyak sampah, kebanyakan hanya daun-daun atau ranting patah. Sabtu Minggu juga begitu," kata Diah yang tinggal di kawasan Tanah Abang.

Diah berpendapat, larangan berjualan bebas di dalam Monas membuat kawasan itu lebih dapat dinikmati.

Sebab, tidak ada lagi pemandangan bekas puntung rokok, gelas plastik, maupun sampah makanan dan minuman lain berserakan di pedestrian taman.

"Sejak aturan itu, kita jadi enggak kewalahan. Sebelum itu banyak juga yang jual sembarangan bandel bikin sampah di mana-mana. Sampah-sampah mereka ditinggal gitu aja kalau sudah beres jualan," kata Diah yang tampak sudah membereskan pekerjaannya hari itu.

Berita Rekomendasi

Dia lalu merapikan ikatan sapu lidi yang renggang. Sementara itu, siang ini kawasan taman refleksi yang terletak di dekat area lapangan IRTI Monas tampak sepi.

Dari amatan Kompas.com lebih banyak pengunjung yang memilih menaiki tugu Monas untuk melihat pemandangan Ibu Kota.

Sedangkan di taman refleksi hanya ada beberapa keluarga yang sedang beristirahat di bangku taman.

Suasana yang asri terlindung oleh banyak pohon memang pas untuk beristirahat sambil menikmati hembusan angin sepoi yang bersanding dengan kicauan burung yang sesekali terbang rendah.

"Benar-benar bisa duduk tenang sekarang di Monas. Suasana hutan kotanya juga kerasa. Biasanya banyak yang ngisengin, ada yang ngamen, nawarin makan minum. Jadi enggak puas nyantai di Monas," kataFikri (32), salah seorang pengunjung yang datang bersama anak dan istrinya.

Fikri mengaku sengaja berkunjung ke Monas sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka tiba. "Anak saya ingin ngabuburit lihat rusa, kalau ke taman raya Bogor kejauhan, jadi kita ke Monas saja sekalian tadi naik City Tour," kata Fikri.

Meski sangat menikmati ngabuburit di Monas, Fikri awalnya was-was untuk berkunjung ke Monas karena mengetahui insiden bentrokan PKL dengan satpol PP pada Sabtu (23/6/2015) lalu.

Ia mengaku khawatir bila bentrokan kembali terjadi. "Tetapi setelah lihat berita kalau Monas dijagain banyak polisi dan Satpol PP, saya jadi aman main ke Monas. Enggak mungkin ada apa-apa lah udah dijaga gitu," ujarnya.

Tidak sepenuhnya steril

Walau tidak terlihat PKL berkeliaran di dalam Monas, Fikri mengungkapkan bahwa kawasan itu tidak sepenuhnya steril dari orang-orang yang menawarkan dagangan padanya.

Sudah dua kali ia didatangi ibu-ibu yang menjajakan minuman ringan pada anaknya. "Tadi ada ibu-ibu nyamperin nawarin air kemasan, ada juga yang nawarin teh botol. Mereka bawa-bawa plastik gitu isinya minuman botol," kata Fikri.

Namun menurut Fikri, penjaja minuman itu tidak memaksa-maksa seperti PKL yang biasanya. "Pas ditawarin terus saya tolak, bilang lagi puasa, ya sudah dia pergi," ujar Fikri.

Haris (20) juga mengalami kejadian yang sama dengan Fikri. Saat asyik selfie, ada seorang perempuan yang menawarkan minuman padanya.

Namun karena Haris yang datang bersama tiga orang temannya untuk menanti waktu berbuka di Monas, ia pun menolak dagangan perempuan itu.

"Cuma ditawarin minum es teh, tetapi kan lagi puasa masa beli minum sekarang. Si ibu yang nawarin langsung pergi pas bilang enggak beli," kata Haris. (Aldo Fenalosa)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas