Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akan Digaji Rp 5,4 Juta Per Bulan, Sopir Kopaja Kurang Senang

Rahmat juga menampik kebiasaan mereka yang identik dengan mengemudi kopaja yang ugal-ugalan selama ini.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Akan Digaji Rp 5,4 Juta Per Bulan, Sopir Kopaja Kurang Senang
NET
Kopaja. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak semua pengemudi bus kopaja merasa senang saat mengetahui koperasi transportasi tempat mereka bekerja akan bergabung ke dalam manajemen PT Transjakarta. Sebab, ada kekhawatiran tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk menjadi pengemudi kopaja feeder transjakarta itu.

Seperti diberitakan, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan, para sopir bus kopaja terintegrasi transjakarta nantinya akan mendapat gaji bulanan seperti halnya sopir transjakarta. Besarannya diperkirakan mencapai dua kali upah minimum provinsi.

Sebagai catatan, saat ini besaran UMP DKI Jakarta mencapai Rp 2,7 juta. Dengan demikian, para sopir bus kopaja terintegrasi transjakarta nantinya akan mendapat gaji Rp 5,4 juta.

Sejumlah pengemudi berkaca dari persyaratan yang dibebankan kepada mereka saat ingin menjadi pengemudi jenis kopaja AC yang terlebih dahulu terintegrasi dengan jalur transjakarta.

"Ya kalau persyaratannya cuma punya SIM B2 saja saya ada, tetapi kalau pakai ijazah SMA kayak syarat jadi sopir kopaja AC dan bus transjakarta itu bakal susah. Enggak semua kita punya, paling ijazah SMP," kata Heri, salah satu pengemudi kopaja 502 rute Tanah Abang-Kampung Melayu, kepada Kompas.com, Kamis (25/6/2015) sore.

Tak hanya terbentur syarat administrasi, selama ini juga, banyak pengemudi bus kopaja maupun metromini tidak tertarik untuk menjadi pengemudi kopaja AC terintegrasi jalur transjakarta karena setoran yang terasa lebih berat dibanding mengemudikan kopaja biasa.

"Saya malas jadi sopir kopaja AC selama ini karena tarif sewanya lebih tinggi, sehari Rp 750.000 harus disetor. Buat kita saja dapat Rp 600.000 sudah syukur. Itu juga harus nyetor Rp 500.000 ke yang punya bus. Sisanya Rp 100.000 buat kita bagi dua sama kernet, ya cuma gocap dapat sehari," kata Heri.

Berita Rekomendasi

Seperti Heri, Rahmat (44) juga khawatir dengan standar yang terlalu tinggi agar bisa mengemudikan kopaja yang nantinya akan menjadi feeder bus transjakarta.

Ia berharap pengelola transjakarta tidak mempersoalkan latar belakang pendidikan dalam melakukan perekrutan pengemudi kopaja.

"Seleksinya nanti jangan pakai ijazah SMA. Kita yang enggak punya gimana? Nanti kerja apa? Kan banyak yang bisa dinilai selain ijazah, ada SIM dan surat rekomendasi polisi bisa juga kan," kata Rahmat yang sudah 15 tahun menjadi pengemudi kopaja di Jakarta.

Rahmat juga menampik kebiasaan mereka yang identik dengan mengemudi kopaja yang ugal-ugalan selama ini.

Menurut Rahmat, pengemudi resmi yang terdaftar di kopaja sudah tidak pernah melakukan hal itu. Sebab, bila kedapatan melanggar, keanggotaan mereka akan dicabut dan tidak boleh mengemudikan kopaja lagi.

"Itu sudah enggak lagi kita ugal-ugalan. Paling itu sopir tembak yang bandel. Kita kalau kedapatan bakal ditarik (keanggotaan)," ujar pria bertubuh kecil yang mengemudi kopaja 19 rute Tanah Abang-Blok M itu.

Dari pengamatan Kompas.com, kebanyakan pengemudi kopaja di kawasan Tanah Abang belum mengetahui tentang kesepakatan Kopaja untuk berada di bawah manajemen PT Transjakarta.

Mereka berharap, pihak Kopaja tidak akan menelantarkan mereka hanya karena tidak bisa memenuhi syarat untuk pindah menjadi pengemudi bus feeder.

"Nanti kalau tidak bisa jadi sopir, kita tempatin di petugas pintu saja," kata Ucok (26), salah satu pengemudi kopaja 502 yang sedang beristirahat.

Penulis: Aldo Fenalosa

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas