Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Pencopet TransJakarta "Sehari Bisa Untung Rp 300 Ribu"

Kebanyakan dari korban pencopetan tidak melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengakuan Pencopet TransJakarta
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama Operasi Pekat yang dilakukan Polda Metro Jaya (PMJ) sebelum Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, pihak kepolisian berhasil menangkap 7 orang pelaku kejahatan copet di berbagai tempat seperti bus Transjakarta, Terminal, dan Stasiun di wilayah Ibukota Jakarta. ‎

Kebanyakan dari korban pencopetan tidak melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.

‎Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Mukti menuturkan bahwa berdasarkan keterangan pelaku setidaknya mereka sudah melakukan aksi pencopetan sebanyak 30 kali. Kalau dihitung maka aksi kejahatan pencopetan bisa mencapai ratusan kasus.

"‎Pelaku pencopetan ada yang kelompok atau perorangan total 7 orang. Masing-masing minimal 30 kali. Korban kehilangan dompet tidak membuat laporan. Kalau dihitung bisa ada 210 kejadian copet," tuturnya.

Modus yang digunakan para pelaku pencopetan bisa dengan cara menyilet tas korban atau mengambil dengan tangan kosong. Pihak kepolisian juga intens melakukan operasi di acara Jakarta Fair Kemayoran (JFK). Dimana, titik itu adalag simpul para pencopet banyak berkumpul.

"‎Anggota diterjunkan ke bus Transjakarta, terminal, stasiun dan PRJ. Pelaku copet, korban tidak melapor," tuturnya.

Belasan handphone dari berbagai merek, tas bekas pencopetan, pisau catter disita pihak kepolisian untuk menjadi barang bukti. Para pencopet kini harus merasakan jeruji besi Mapolda Metro Jaya dan diancam Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberkatan dengan ancaman hukuman diatas 5 tahun penjara.

Berita Rekomendasi

Paling besar Rp 300 ribu

RD alias Bule (35), salah seorang tersangka mengaku dirinya sudah sering melakukan aksi pencopetan di dalam bus Transjakarta. Biasanya dia beraksi di jalur bus Transjakarta yaitu Blok M-Kota. Korban yang diincar oleh pelaku adalah laki-laki yang membawa tas.

Paling besar dalam sehari, dia mengaku bisa mengantungi uang hasil copetan sebesar Rp 300.000. Namun, itu tidak selalu aksi pencopetan itu berhasil. Kadang, ada korban yang mengetahui kalau dirinya sedang melakukan aksi pencopetan.

"Paling besar sehari bisa dapat Rp 300.000, itu juga ngga tentu," kata bapak satu orang anak itu.

Sehari-hari, kata dia, ‎biasanya berprofesi sebagai pedagang. Karena lapak dagangannya digusur, maka dia memilih jalan pintas mencari uang dengan cara mencopet.

"Caranya pake tangan kosong aja, ngerogoh tas penumpang dalam bus Transjakarta," tuturnya.

‎Selain itu, alasan dia melakukan tindak kejahatan itu adalah motif ekonomi. Tanpa pekerjaan yang jelas, dia kesulitan menghidupi istri dan satu orang anaknya. "Hasilnya buat kebutuhan sehari-hari saja," ungkapnya.

Penulis: Bintang Pradewo

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas