Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Mesin Parkir Meter di Bekasi Masih Amburadul

Sistem parkir meter di pusat pertokoan dan niaga di Taman Galaxy, Bekasi Selatan masih tampak amburadul.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
zoom-in Mesin Parkir Meter di Bekasi Masih Amburadul
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Petugas parkir memandu warga mencoba mengoperasikan mesin parkir meter di sekitar rumah toko Taman Galaxy, Bekasi, Minggu (9/8/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sistem parkir meter di pusat pertokoan dan niaga di Taman Galaxy, Bekasi Selatan masih tampak amburadul. Meskipun mesin parkir meter sudah bisa berfungsi, namun masih banyak kendala di lapangan yang perlu menjadi perhatian.

Salah satu kendala yaitu membayar di mesin parkir meter tidak ada kembalian. Sehingga warga harus menyediakan uang pas ataupun menukar pada para tukang parkir.

Sayangnya uang recehan pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000 yang biasanya disediakan oleh para tukang parkir ini seringkali kehabisan.

"Susahnya ya karena gak ada kembalian, jadi harus tukar uang dulu. Nah uang recehan di kami kadang sering habis juga. Selain itu, kalau duitnya lecek juga kadang ditolak sama mesinnya, tidak mau. Dan bisanya juga hanya uang kertas tidak bisa logam," ungkap Yono petugas parkir di Galaxy, Bekasi, Minggu (9/8/2015).

Yono sendiri merupakan tukang parkir lama yang direkrut menjadi juru parkir di parkir meter. Selain itu ada pula beberapa juru parkir baru yang memang direkrut khusus untuk parkir meter.

Pria asal Sragen ini mengaku senang dengan diterapkannya parkir meter di Galaxy, Bekasi. Pasalnya kini mereka digaji per bulan dan mendapat jaminan kesehatan dari perusahaan yang mempekerjakan mereka.

"Sekarang enaknya digaji, dapat jaminan juga. Beda sama dulu (parkir manual) kalau dulu kami sistemnya setoran," ungkap Yono.

Berita Rekomendasi

Hal lainnya yakni walau sudah diterapkan parkir meter, ada pula pengendara yang lolos tidak membayar parkir. Apabila para juru parkir ini tidak teliti dan seksama memperhatikan pengendara, terkadang ada pula yang tidak membayar dan langsung nyelonong pergi.

Bahkan, beberapa diantaranya ada pula pengendara yang malas membayar sendiri ke mesin dan mereka meminta bantuan para juru parkir. Sehingga para juru parkir ini harus mencatat secara manual nomor polisi para pengendara.

"Ada juga orang yang males ribet, jadi ya kami yang catat nopolnya lalu langsung diminta bayaran Rp 2.000 untuk motor dan Rp 3.000 untuk mobil. Itu semua dipukul rata, tidak per jam," tambahnya.

Selain itu, pembayaran parkir meter juga tidak tertib dan tidak diseragamkan. Ada yang membayar‎ saat parkir dan ada pula yang membayar sesudah parkir. Serta karcis parkir tidak lagi diperiksa oleh para petugas sehingga rawan pencurian.

Untuk diketahui, Pemerintah Kota Bekasi mengadopsi sistem parkir meter yang telah dilakukan oleh DKI Jakarta. Sehingga diharapkan bisa mengurangi kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor distribusi parkir.

Pada 2014, PAD Dinas Perhubungan Kota Bekasi dari sektor retribusi parkir sangat memprihatinkan. Target yang dipatok Rp 1,8 miliar, namun saat ‎itu yang diperoleh hanya Rp 720 juta atau 40 persen dari target.

Ada dua sistem yang diterapkan dalam pengelolaan parkir meter yakni parkir on the street (di pinggir jalan) dan off street (dalam ‎gedung).

Untuk parkir off street diterapkan di alun-alun Kota Bekasi, Jalan Pramuka, Bekasi Timur, dan RSUD Kota Bekasi. Sedangkan parkir on street diterapkan di Jl Juanda Bekasi Timur, dan pertokoan di Galaxi, Bekasi Selatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas