Mendag: Ada Permainan di Balik Mahalnya Harga Daging Sapi
Gobel mengatakan, tindakan menimbun atau menahan daging sapi seperti itu termasuk kategori pidana.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menduga mahalnya harga daging sapi saat ini, ditengarai ada permainan dari sekelompok pengusaha yang sengaja menahan masuknya daging ke pasar.
Hal itulah yang membuat harga daging sapi di pasaran menjadi sangat mahal dan langka.
"Ya jadinya seperti sekarang ini kalau diberikan ke pengusaha, tidak mau melepaskan daging sapi ini. Makanya kita serahkan ke Bulog untuk tanggung jawab," ujar Gobel, di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (10/8/2015).
Gobel mengatakan, tindakan menimbun atau menahan daging sapi seperti itu termasuk kategori pidana.
Untuk itu Gobel menjelaskan kedepan, pihaknya akan mengkaji tindakan itu bersama Kementerian Pertanian dengan menggunakan UU perdagangan atau pangan.
Dalam kesempatan tersebut, Gobel menduga ada pihak yang menghasut pedagang untuk mogok berjualan. Padahal ajakan melakukan aksi mogok itu berakibat mengganggu roda perekonomian.
Untuk itu Gobel mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Pertanian tentang pedagang daging sapi yang mogok jualan.
Pihaknya akan menggunakan UU perdagangan dan pangan untuk mengevaluasi pihak yang menghasut hingga membuat pedagang mogok berjualan.
"Ada ajakan mogok pedagang sapi, itu jelas tidak dibenarkan. Stok daging sapi sebenarnya cukup, tapi Menteri Pertanian memang sengaja menahan impor sapi yang belum dikeluarkan," katanya.
Sementara itu untuk mengatasi melonjaknya harga daging sapi serta banyaknya pedagang yang mogok jualan, Bulog menggelar operasi pasar di sejumlah titik di Jakarta dimana salah satunya berada di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dalam kesempatan itu terdapat dua truk yang disediakan Bulog dengan kapasitas masing-masing mengangkut 400 kilogram daging sapi. Harga daging sapi yang dijual lebih murah yakni Rp 90.000 per kilogram, jauh dari harga pasaran yakni Rp 140.000 per kilogram.