Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

210 Bangunan PKL di Jalan Palmeriam Dibongkar

Selain itu penertiban juga dilakukan karena adanya keluhan pedagang di Pasar Palmeriam terhadap keberadaan PKL

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 210 Bangunan PKL di Jalan Palmeriam Dibongkar
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Pembongkaran lapak PKL di Jalan Palmeriam Jakarta Timur, Rabu (12/8). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebanyak ‎210 lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (12/8) dibongkar petugas.

Bangunan semi permanen itu dibongkar oleh setidaknya 225 petugas gabungan dari unsur Satpol PP, Dishub dan lain-lain dengan menggunakan sejumlah peralatan.

‎Wakil Walikota Administrasi Jakarta Timur Husein Murad menjelaskan bahwa pihaknya melakukan penertiban untuk mengembalikan fungsi saluran air yang terganggu sejak keberadaan bangunan tersebut.

Selain itu penertiban juga dilakukan karena adanya keluhan pedagang di Pasar Palmeriam terhadap keberadaan PKL di sekitarnya.

"Bangunan yang masih berdiri kami bongkar karena sebelumnya sudah ada sosialisasi. Ini juga dilakukan karena ada keluhan dari pedagang Pasar Palmeriam yang menjadi sepi karena keberadaan mereka. Pastinya kegiatan penertiban akan terus berlanjut di semua tempat yang bukan untuk berdagang," kata Husein, Rabu (12/8).

‎Husein menambahkan penertiban dilakukan untuk memanusiakan Jakarta agar menjadi aman dan nyaman bagi semua pihak.

Husein menegaskan semua yang tinggal di ibukota harus tunduk terhadap peraturan yang ada.

Berita Rekomendasi

Khusus mengenai relokasi pedagang yang bangunannya dibongkar, ‎nantinya para pedagang akan dipindahkan ke sejumlah pasar.

Untuk itu pihaknya akan melakukan pendataan terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah pedagang dan lokasi yang tersedia.

"‎Nantinya mereka akan direlokasi ke pasar-pasar lainnya seperti Pasar Cibubur, Pasar Klender. Itu kan masih kosong, masa pasar tempat orang dagang sepi tapi jalanan penuh. Ini yang enggak bisa dbiarkan," tuturnya.

Sementara itu salah seorang pedagang, Rugun Simbolon (57) mengaku pasrah ‎bangunan tempatnya berjualan dibongkar.

Padahal ia mengaku sudah berjualan cukup lama, tepatnya sejak tahun 1975 di tempat tersebut.

"‎Sosialisasi udah dua bulan yang lalu, isinya penertiban. Awalnya mikir cuma dirapikan tapi ternyata begini. Kalau memang di atas saluran air dan adanya keluhan pasar sepi, kenapa enggak dari dulu aja," kata wanita yang berjualan koran dan makanan tersebut.

‎Rugun berharap setelah dibongkar bangunan tempatnya berjualan, dirinya dan pedagang lain diberikan lokasi pengganti yang sesuai.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas