Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ciliwung Merdeka Ungkap Kronologi Kerusuhan Saat Pembongkaran

Jam enam lewat 15 itu banyak orang tua yang berjatuhan. Lalu di depan gang 3 para ibu berteriak bahwa warga sudah berhadap-hadapan dengan polisi.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ciliwung Merdeka Ungkap Kronologi Kerusuhan Saat Pembongkaran
Warta Kota/Adhy Kelana
Warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, melakukan perlawanan dengan Satpol PP dan Petugas Kepolisan saat penertiban bangunan di kawasan tersebut, Kamis (20/8/2015). Bentrokan tersebut disebabkan warga di kawasan Kampung Pulo menolak relokasi dan penggusuran dengan alasan ganti rugi yang tidak sesuai. (Warta Kota/adhy kelana) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Ciliwung Merdeka, Sandyawan Sumardi mengungkapkan bahwa pada Kamis (20/8) pagi pukul 06.15, para orangtua banyak yang berhamburan dan jatuh karena dikejar oleh aparat gabungan.

Kronologi tersebut diungkapkan oleh LSM Ciliwung Merdeka pada saat konfrensi pers untuk mengungkapkan kesalahan yang diperbuat oleh aparat gabungan yang jumlahnya ribuan orang.

"Jam enam lewat 15 itu banyak orang tua yang berjatuhan. Lalu di depan gang 3 para ibu berteriak bahwa warga sudah berhadap-hadapan dengan polisi. Kemudian saya dan Habib Soleh melakukan konsolidasi," ujar Sandyawan di Kantor Ciliwung Merdeka, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Pada pukul 07.00WIB, Ustad Holil selaku Ketua LMK mengatakan bahwa dirinya tidak menolak untuk dibongkar. Namun kata Sandyawan, Holil mengatakan harus ada perundingan terlebih dahulu antara warga dan stakeholder terkait.

"Pak ustad minta perundingan. Pak Kapolres juga sudah setuju. Hanya tinggal tanda tangan, Pak camat Jatinegara datang terus nolak permintaan ustad Holil dan bentrokan terjadi," kata Sandyawan

Isi dari perundingan tersebut adalah penggusuran bangunan hanya kepada penghuni yang sudah mengambil kunci di rusunawa Jatinegara. Sedangkan yang belum mengambil kunci, tidak diperkenankan untuk dibongkar.

Sandyawan juga menceritakan bahwa pada pukul 09.00WIB saat kericuhan terjadi, warga terpancing karena sikap satpol pp yang terlebih dahulu melempari batu ke arah warga yang berjaga di sepanjang jalan Jatinegara Barat.

BERITA TERKAIT

Selain itu, Sandyawan juga mengatakan bahwa petugas menembakkan gas air mata ke arah ibu-ibu yang sedang berkumpul membawa makanan dan minuman.

"Saya melihat sendiri, ibu-ibu itu kocar kacir bahkan banyak yang terjatuh dan muntah di depan gang," katanya.

Sandyawan mengatakan kekecewaannya karena sikap aparat gabungan yang tidak manusiawi dan merencanakan untuk membawa hal tersebut ke pengadilan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas