Penggemar Bon Jovi Laporkan Dugaan Penipuan Tiket via Website
Laporan dibuat di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/9/2015).
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah penggemar Bon Jovi melaporkan pengelola website ticketbonjovi.com atas dugaan penipuan tiket konser band rock asal Amerika Serikat tersebut.
Laporan dibuat di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/9/2015) sekira pukul 13.50 WIB.
Decky Surahman (35), salah satu korban mengaku tujuan membuat laporan sebagai dasar aparat kepolisian mengusut kasus penipuan tersebut.
"Kami membuat laporan. Lalu, kami meminta Kemenkominfo menutup website dan bank supaya memblokir rekening tempat kami mentransfer uang," ujar Decky ditemui di SPKT Polda Metro Jaya, Kamis.
Laporan perkara penipuan melalui media elektronik tercantum di LP/3542/IX/2015/PMJ/Dit Reskrimsus, tanggal 3 September 2015. Pelapor atas nama Amatus Venantius Sabubun.
Atas perbuatan tersebut, pelaku diancam pasal 378 KUHP dan atau Pasal 28 ayat 1 Juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE.
"Kami membuat laporan ini supaya tidak ada lagi korban," kata dia.
Kehadiran band rock asal Amerika Serikat, Bon Jovi, ke Indonesia dimanfaatkan sekelompok orang untuk melakukan kejahatan.
Mereka membuat website tiketbonjovi.com sebagai sarana melakukan penipuan. Website dibuat menarik minat penggemar supaya membeli tiket konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada (11/9/2015).
Tampilan dan nomor customer service dibuat di website agar penggemar mempercayai itu merupakan website official resmi yang dikelola promotor kedatangan Bon Jovi, Live Nation Indonesia.
Indikasi penipuan disampaikan Decky Surahman (35). Dia mengungkapkan hal tersebut kepada awak media di depan kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.
Dia mengatakan sudah membeli tiket seharga Rp 500 ribu untuk kelas Tribun Atas. Tiket dibeli melalui website tiketbonjovi.com, sementara uang ditransfer lewat rekening.
Lalu, pengelola website itu meminta supaya komunikasi dilakukan lewat live chat. Melalui percakapan live chat, disampaikan penukaran tiket dilakukan H-3 di SUGBK. Kemudian, penukaran tiket diralat menjadi hari konser.
Pengelola website juga mengirimkan email ke seluruh pembeli tiket. Menurut Decky, ini merupakan kesalahan pengelola karena melalui email itu dia dapat mengkonfirmasi kepada pembeli tiket lainnya telah terjadi penipuan.