Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warung Agus Pemerkosa Bocah Dijarah dan Dirusak

Usai rekonstruksi pembunuhan PNF, warga terutama anak-anak yang kebanyakan laki-laki, ini merusak bedeng Agus

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Warung Agus Pemerkosa Bocah Dijarah dan Dirusak
Warta Kota/Nur Ichsan
RESKONSTRUKS - Petugas Kepolisian Polda Metro Jaya melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan gadis dalam kardus, PNF dan pencabulan gadis T oleh tersangka, Agus Darmawan, di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (20/10). Dalam rekonstruksi tersebut petugas menghadirkan 5 orang bocah pria sebagai saksi. Warta Kota/nur ichsan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rumah Agus Darmawan (39), tersangka pembunuhan PNF (9) yang mayatnya ditemukan warga terbungkus kardus, dirusak warga.

Belasan warga Kampung Rawalele, Kalideres, Jakarta Barat, yang kesal terhadap perbuatan Agus melampiaskan amarahnya ke warung berupa bedeng milik tersangka, Selasa (20/10).

Usai rekonstruksi pembunuhan PNF, warga terutama anak-anak yang kebanyakan laki-laki, ini merusak bedeng Agus dari samping. Beberapa sempat melempari batu ke arah atap bedeng.

Ulah warga ini kemudian dicegah warga lainnya. Barang-barang yang ada di dalam bedeng pun diambil. Umumnya makanan dan sabun, sampo dan makanan kecil.

Salah seorang warga Rawa Lele, Kartiyoso, mengatakan, sejak sebelum pembunuhan terjadi banyak warga yang tidak menyukai keberadaan Agus. Sebab para orangtua merasa resah setiap kali tahu anak-anak mereka bermain di bedeng milik residivis narkoba tersebut.

"Orang kayak Agus nggak bisa dimaafkan, mas. Kami semua di sini mau gebukin Agus sampe mati kalau diizinkan polisi. Orang kayak itu bagusnya langsung mati saja," beber Kartiyoso dengan napas tersengal-sengal seperti dilaporkan tribun.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengaku wajar kalau warga sekitar marah pada Agus. Ini berkaitan dengan keberadaan Agus yang menurut warga sekitar sangat meresahkan.

Berita Rekomendasi

Pihaknya, kata Arist, begitu mendengar kasus tersebut langsung mencurigai orang terdekat korban.

Menurut Arist, berdasarkan pengalaman empirik, jika pelaku kekerasan terhadap anak itu pastinya tak jauh-jauh dari korban. Ini bisa dibuktikan dalam kasus Engeline yang ternyata otak dari pembunuhan itu adalah ibu angkatnya sendiri. (Andika Panduwinata)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas