Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Nilai Reklamasi Pantai Utara Jakarta Tidak Sebabkan Banjir

Menurut Hernawan, reklamasi pantai utara Jakarta berada di hilir bukan di hulu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pakar Nilai Reklamasi Pantai Utara Jakarta Tidak Sebabkan Banjir
TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN
Ilustrasi/reklamasi pantai. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air Fakultas Teknik sipil dan Lingkungan ITB, Hernawan Mahfudz, mengatakan bahwa reklamasi pantai utara Jakarta tidak akan membuat Jakarta lebih berisiko terlanda banjir.

"Aneh dan tidak dasar ilmiahnya jika ada yang mengatakan bahwa reklamasi membuat Jakarta akan menjadi rawan banjir, karena ini bukan waduk, kalau waduk diuruk sebagai tampungan pasti akan banjir," kata Hernawan dalam perbincangan dengan media, Minggu (25/10/2015).

Menurut Hernawan, reklamasi pantai utara Jakarta berada di hilir bukan di hulu, sehingga justru dengan reklamasi maka pasang surut akan lebih mengarah ke hilir.

"Artinya justru kapasitas saluran air akan lebih meningkat sehingga mengurangi efek banjir," ujarnya.

Hernawan menambahkan, yang mempengaruhi banjir di daerah utara Jakarta adalah pasang surut bukan reklamasi. "Sebelum ada wacana reklamasi, daerah utara Jakarta memang sudah banjir, jadi jangan menyalahkan reklamasi karena memang pasang surutnya tinggi," ujarnya.

Selain itu juga, kata pakar dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB ini, banjir disebabkan karena kapasitas salurannya yang berkurang dan pengaruh pasang surutnya yang sudah ke dalam. "Dulu pasang surutnya hanya 2-3 km sekarang pasti sudah 7 km," jelasnya.

Reklamasi, kata Hernawan, bukan hal yang tabu di dunia. "Hongkong, Jepang, Belanda dan Singapura semuanya bisa dilakukan dan sistemnya sudah berjalan," tambah Hernawan. Memang, diakuinya, banjir di Jakarta disebabkan karena sistemnya belum terbangun dengan baik, seperti saluran drainasenya yang masih terbatas.

Berita Rekomendasi

Selain itu, di Jakarta, khususnya di daerah utara mempunyai masalah dengan tingkat penurunan muka lahan 7-10 cm per tahun bahkan ada yang 15 cm pertahun dan kecenderungannya masih terus turun belum sampai pada tingkat titik balik.

Hernawan juga membantah jika reklamasi dikatakan akan memperburuk efek pemanasan global. Karena pengaruh dari pemansan global hanya menambah permukaan air alut 2-3 milimeter pertahun di pesisir Jakarta. Dengan demikian, kata Hernawan, yang berbahaya justru penurunan muka tanah.

"Penurunan muka tanah dan meningkatnya permukaan air laut keduanya tiap tahun akan terjadi, tetapi harus diprioritaskan penanggulangannya yang memberikan dampak lebih besar," ujarnya.

Reklamasi dan revitalisasi, menurutnya adalah program yang baik dilakukan untuk menata kawasan pesisir Jakarta. Dengan reklamasi diharapkan penggunaan air tanah bisa dikurangi, karena diwajibkan pengolahan air laut, sehingga ini solusi untuk mengerem penurunan muka tanah yang diakibatkan ekloitasi air tanah.

Selain itu, dampak positif dari reklamasi justru memberikan banyak pemasukan bagi daerah yakni bertambahknya lahan di Jakarta, akan meningkatnya pendapatan daerah, membuka lapangan kerja baru dan lainnya. "Jadi kajiannya jelas, mana lebih banyak dampak negatif atau positifnya," katanya.

Dia menilai justru reklamasi ini adalah bagian untuk menata zona pesisir yang dimiliki Jakarta. Luas rekklamasi yang dilakukan di pantai utara Jakarta hanya sebagian kecil dari bagian luas zona pesisir. "Jangan kita habis tenaga bicara reklamasi yang hanya kecil luasnya, tetapi bagimana menata keseluruhan luas penataan pesisir Jakarta," ujarnya.

Dengan demikian melihat persoalan reklamasi harus secara menyeluruh bukan atas kepentingan semata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas