Umur Bertambah, Ahok Tak Ingin Menjadi Cabai Pedas
Ahok sadar diri, usia bertambah tak ingin menjadi cabai, semakin tua semakin pedas.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat menjadi pembicara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjelaskan tiga poin terpenting pemimpin masa depan.
"Pertama, tidak boleh terima suap karena tugas kita bukan untuk memberikan bantuan sosial, tapi untuk menerapkan keadilan sosial," ucap Ahok di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/10/2015).
Selain itu, menurut Ahok, pemimpin masa depan adalah seorang pemimpin yang tidak berpihak dengan partai, "Istilah kerennya no partiality. Kalau terpaksa ribut sama partai, ribut saja sudah," ujar dia.
Poin ketiga, seorang pemimpin sikapnya harus santun. Itu juga yang saat ini sedang dipelajarinya. Karena setiap pemimpin harus belajar apa yang menjadi kekuarangannya.
"Harus santun. Saya pun belajar santun. Jangan jadi cabai yang makin tua makin pedas. Setiap pemimpin harus belajar mana yang menjadi kekurangannya," kata Mantan Bupati Belitung Timur ini.
Tapi, untuk menjadi seorang pemimpin masa depan, kata Ahok ada satu hal yang paling terpenting dari poin-poin tadi.
Ahok mengatakan, pemimpin masa depan, haruslah seorang pemimpin yang bisa memaafkan, dan tidak iri hati terhadap perbuatan-perbuatan masa lalu, "Inilah rekonsiliasi nasional," tambah dia.
Ahok hadir dalam seminar di PTIK. Turut hadir sebagai pembicara selain Ahok, yaitu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kapolda Irjen Pol Tito Karnavian, dan Reynald Kasali.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.