Ajakan Mogok Diacuhkab, Layanan Go-Jek Normal
Ada usaha serupa yang akan membuka layanan ojek dengan target 8.000 ojek, yang kerap disebut driver.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ajakan ratusan pengemudi Go-Jek untuk melakukan mogok tidak ditanggapi oleh pengemudi Go-Jek lainnya., Selasa (3/11). Di sisi lain, ada usaha serupa yang akan membuka layanan ojek dengan target 8.000 ojek, yang kerap disebut driver. Layanan baru itu adalah Uberjek.
Kabar ada mogok itu dipicu ada pemecatan 200 driver Go-Jek. Mereka dipecat karena membuat order fiktif demi mengejar poin untuk mendapatkan bonus. Namun kabar pemecatan itu, sampai berita ini diturunkan, manajemen Go-Jek belum memberikan keterangan sama sekali.
Informasi lainnya, mereka mogok karena manajemen Go-Jek mengeluarkan kebijakan dengan memangkas tarif Go-Jek per kilometer yang dianggap dapat mengurangi pendapatan driver. Bila sebelumnya tiap driver mendapat Rp 4.000 per kilometer, kini turun menjadi Rp 3.000 per kilometer.
Selain itu, manajemen Go-Jek memperberat beban driver untuk memperoleh bonus senilai Rp 50.000. Jika biasanya driver mendapat bonus tiap lima poin (lima kali menerima order), kini bonus baru didapat setiap mengumpulkan delapan poin.
“Mendapat lima penumpang saja sekarang sudah susah,” kata driver Go-Jek.
Tidak kompak
Di sisi lain, banyak driver yang tidak setuju dengan aksi mogok kerja itu. Kalangan driver Go-Jek ini menilai, protes boleh saja dilakukan. Tapi caranya bukan dengan melakukan mogok kerja. Mogok kerja tidak hanya akan merugikan manajemen Go-Jek, namun juga para driver.
Akibat ketidakkompakan ini, sepanjang Selasa (3/11) terdapat pemandangan yang tak biasa di beberapa tempat di Jakarta. Bila biasanya jalan raya semarak dengan pengemudi motor berlogo Go-Jek, hari itu sangat jarang terlihat ada driver Go-Jek, baik di jalanan maupun di pinggir jalan.
Bukannya driver Go-Jek itu menghilang. Mereka tetap menerima order tapi tanpa memakai atribut Go-Jek untuk sementara waktu. Hal itu terpaksa dilakukan untuk menghindari ancaman sweeping yang juga diembuskan oleh para penghasut.
“Saya (driver) Go-Jek, cuma enggak berani pake jaket sama helm Go-Jek dulu,” kata Maman (36), driver Go-Jek kepada Warta Kota.
Maman bukan takut akan kena sweeping tetapi menghindar masalah saja. Bagaimanapun, dia harus ngojek karena ada istri dan anak yang harus dihidupi.
Seorang driver wanita bernama Leony (27) juga menolak untuk ikut mogok kerja. Dengan tetap mengenakan atribut Go-Jek, wanita ini tetap narik tanpa mempedulikan aksi sweeping yang berembus melalui grup whatsapp Info Driver.
Menurut Leony, mereka yang akan rugi bila memilih mogok karena tidak ada penghasilan. Meski memberatkan, dia menganggap keputusan manajemen itu sebagai pendorong agar dia makin semangat kerja.
“Memang ada demo, terkait kebijakan manajemen yang akan mengurangi pendapatan pengemudi dari Rp 4.000 per kilometer menjadi Rp 3.000 per kilometer. Menurut saya enggak penting. Untuk apa? Kalau ikut-ikutan justru saya enggak dapat apa-apa buat kebutuhan sehari-hari,” kata Joe Aditya Krislana (27), driver.
Rekrut
Sementara itu, Uberjek membuka perekrutan driver baru dengan tidak mewajibkan mengenakan seragam atau atribut. Uberjek mengajak driver bergabung atau pindah haluan.
Aris Wahyudi, pemilik sekaligus pendiri Uberjek, mengatakan, memberikan beragam kemudahan bagi seseorang yang hendak menjadi ojek. Namun membatasi 8.000 driver saja.
Persyaratan driver baru melampirkan foto kopi KTP, SIM, dan STNK milik calon driver. Selain itu, akan ada tes kesehatan dan uji kelayakan sepeda motor.
“Semua berkas harus aktif, karena ini menyangkut kepatuhan peraturan. Sedangkan, soal pemeriksaan kesehatan dan kondisi motor wajib dijalankan karena kedua hal itu merupakan faktor utama keselamatan driver dan boncenger (penumpang),” kata Aris.
Alasan tidak mewajibkan mengenakan seragam untuk menghindari konflik dengan ojek pangkalan.
“Ojek pangkalan sebenarnya mau untuk ikut tapi ditentang anggota lainnya. Mereka kesulitan. Kami enggak wajibkan mereka pakai seragam, mereka tetap bisa mangkal dan bisa dapat tumpangan dari pesanan aplikasi,” kata Aris.
Aris mengatakan, menjelang peluncurannya belum memperlakukan promo kepada pengguna dan tetap memperlakukan tarif serta argo normal.
Dalam pelaksanaan memberikan hadiah berkala kepada penumpang seperti pulsa sebesar Rp 100.000 untuk dua orang per hari, sebuah ponsel sebanyak dua unit untuk dua orang per minggu, perjalanan umrah untuk satu orang per bulan, dan satu unit mobil Honda Mobilio per tahun. Pengundian menggunakan poin terbanyak.
Mengenai layanan, Uberjek hanya melayani pengantaran penumpang dan barang. Tidak memberikan jasa belanja karena risiko adanya order fiktif. (m2/gps/dwi)