Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DA Masuk Ruang Isolasi RS Sulianti Setelah 4 Ekor Ayamnya Mati Mendadak

Untuk mencapai ruangan isolasi tempat DA dirawat, pengunjung lebih dulu harus melewati tiga pintu yang dijaga

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in DA Masuk Ruang Isolasi RS Sulianti Setelah 4 Ekor Ayamnya Mati Mendadak
Wartakota/Panji Baskhara Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- DA (11), warga Kampung Tanah Merah, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, itu sepekan lalu masih terlihat ceria bermain bersama bocah sebayanya. Namun Selasa (3/11), suasananya berubah total.

Bocah kelas 5 SD itu harus menjalani perawatan di ruangan isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, karena suspect (diduga) flu burung.

Menurut informasi yang diterima Warta Kota, tidak sembarangan orang bisa masuk ke ruangan tempat DA dirawat. Perawat dan dokter pun harus mengenakan baju khusus dan masker bila memeriksa DA. Meski belum ada kepastian DA menderita flu burung, namun pihak rumah sakit mengharuskan DA dirawat di ruang isolasi.

Untuk mencapai ruangan isolasi tempat DA dirawat, pengunjung lebih dulu harus melewati tiga pintu yang dijaga cukup ketat oleh petugas RS Sulianti Saroso.

Di ruangan isolasi, DA hanya ditemani perawat yang mengenakan pakaian khusus dan bermasker, sementara kedua orangtuanya tidak diperkenankan menemani anaknya. Menurut petugas, kedua orangtuanya dilarang masuk karena untuk menjaga kemungkinan tertular.

Orangtua DA, menurut sumber Warta Kota, awalnya panik melihat anaknya mengeluh karena badanya panas tinggi. Setelah dirawat di Puskesmas, demam anaknya tak turun sehingga pihak Puskesmas merujuknya ke rumah khusus yakni RSPI Sulianti Saroso.

Pihak rumah sakit menduga DA terkena flu burung karena di rumah DA ada empat ekor ayam kate. Sepekan lalu, binatang peliharannya itu mendadak mati. Dari informasi kedua orangtuanya, bocah ini sering bermain dengan ayam-ayam tersebut,

Berita Rekomendasi

"Kami memang menerima pasien suspect H5N1 (Avian Influenza), Senin (02/11) lalu, setelah sebelumnya dirawat di Puskesmas Kecamatan Koja. Namun, kami akui hingga saat ini belum ada hasil laboratorium, apakah pasien ini benar-benar mengalami positif flu burung atau tidak. Kami sampai saat ini sedang melakukan pemeriksaan menggunakan Metode Reverse Transcription – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)," papar Kepala Staf Medik Fungsional Anak RSPI Sulianti Saroso, Dyani Kusumowardhani.

Hingga kemarin, kata Dyani, kondisi pasien sudah berangsur stabil, walaupun belum bisa dijumpai oleh orang lain secara langsung. "Soalnya dia (DA) masih dirawat di ruangan isolasi. Saat ini juga sedang dicek apakah virus yang diduga ada pada pasien terbukti. Tapi, kami akan pantau terus kondisi pasien. Sampai kini belum ada pemberian obat khusus, hanya saja gejala-gejala dari pasien memang mengarah ke ciri-ciri virus flu burung," paparnya.

Saat dirujuk, kata Dyani, pasien dalam kondisi demam tinggi selama beberapa hari. Meski tak diiringi sesak nafas, kata Dyani, dari informasi yang diterimanya, bocah malang tersebut sempat memiliki riwayat kontak dengan unggas yang mati mendadak. "Pemeriksaan PCR yang keluar nanti langsung dikirim Litbang untuk diverifikasi. Untuk hasilnya, mungkin saja bisa keluar satu atau dua hari kedepan," tuturnya.

Investigasi

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Ka­sudinkes) Jakarta Utara Bam­bang Suheri menjelaskan, pihaknya sudah melakukan investigasi terhadap kasus yang menimpa DA. Selain itu, pihaknya juga memeriksa anggota keluarga pasien, serta orang-orang yang terakhir berinteraksi dengan dia.

"Masih kita selidiki apakah keluarga pasien mengalami gejala serupa atau tidak. Jika ada yang mengarah ke sana, langsung kita rekomendasikan untuk diperiksa ke RSPI," ujar Bambang.

Dia membenarkan, DA suspect flu burung akibat berhubungan dengan unggas. "Kemungkinan pasien berinteraksi dengan ayam peliharaannya di sekitar rumah. Untuk memastikan positif flu burung atau tidak, kami harus menunggu dua minggu hasil observasi dari RSPI," ujar Bambang.

Lurah Tugu Utara Nandang Hidayat mengatakan, begitu mendapat informasi ada warganya yang menderita demam tinggi dan tak turun-turun setelah beberapa hari, dia langsung berinisiatif menghubungi dinas kesehatan. Untuk menghinadri jatuhnya korban lain, pihak kelurahan tengah melakukan lokalisir tempat yang diduga menjadi suspect flu burung.

“Saya akui di lokasi itu banyak sekali masyarakat yang memelihara unggas. Karena itu, kami melakukan penyemprotan disinfektan agar virus flu burung tidak menyebar,” ujarnya. (Panji Baskhara Ramadhan)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas