Dua Anggota Bersenjata Laras Panjang Jalan Kaki Keliling Bareskrim
Kehadiran mereka yang keliling markas sendiri sempat membuat masyarakat sekitar resah
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rabu (2/12/2015), dua anggota berseragam lengkap dengan menenteng dua senjata laras panjang berpatroli jalan kaki mengelilingi Bareskrim Polri.
Pantauan Tribunnews.com, dua anggota ini tiap beberapa jam jalan kaki di luar pagar Bareskrim berkeliling dan menyisir untuk memastikan tempat kerja para jenderal itu aman.
Kehadiran mereka yang keliling markas sendiri sempat membuat masyarakat sekitar resah. Pasalnya baru kali ini Bareskrim menerapkan pola pengamanan seperti itu.
Jamal seorang penjual makanan di samping Bareskrim mengatakan memang belakangan dirinya sering melihat dua polisi bersenjata laras panjang keliling Bareskrim.
Dia sempat mengira dua anggota itu sedang dihukum. Namun ternyata itu merupakan bagian pengamanan dari kantor Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti tersebut.
"Baru minggu ini saya liat polisi nenteng senjata laras panjang keliling Mabes Polri. Awalnya saya kita mereka dihukum, eh ternyata mereka patroli," kata Jamal.
Sepertinya patroli keliling dua anggota bersenjata laras panjang itu merupakan respon Polri dengan tidak menganggap remeh ancaman berupa video rekaman yang diduga suara gembong teroris Santoso yang mengancam akan menyerang Polda Metro Jaya dan pemerintah.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengaku telah memerintahkan ke anggotanya hingga para Kasatwil untuk memperketat pengamanan di setiap mako.
Pengamanan yang dimaksud yakni mempertebal pasukan di setiap pintu masuk Mako, memeriksa masyarakat yang masuk ke Mako hingga melakukan patroli keliling mako.
"Hampir semuanya di perketat, di setiap markas kepolisian," ucap Badrodin.
Ketika ditanya apakah pengamanan ketat dilakukan di setiap mako lantaran sudah adanya ancaman yang diterima Polri, hal itu dijawab diplomatis oleh jenderal bintang empat tersebut.
"Begini, ancaman itu setiap saat ada jadi kita harus antisipasi. Setiap titik rawan. Kita tidak bisa berfikir disini aman, disana tidak. Inisitif serangan mereka itu ada di tangan mereka," tegas Badrodin.