Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saksi Tabrakkan KRL-Metro Mini: "Badannya Putus, Tangannya Patah-Patah"

Nur dan beberapa orang lainnya, berusaha menyelamatkan korban kecelakaan itu. Dia melihat, bagaimana kondisi korban yang badannya terpisah

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Saksi Tabrakkan KRL-Metro Mini:
TRIBUNNEWS.COM/WAHYU AJI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat tabrakkan KRL dengan Metro Mini terjadi, pria bernama Nur sedang berbelanja di Pasar yang memang letak Pasar bersebelahan dengan lintasan rel.

"Prank! Suaranya kenceng banget. Saya langsung manjat lewat tembok," cerita Nur di lokasi, Angke, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015).

Nur dan beberapa orang lainnya, berusaha menyelamatkan korban kecelakaan itu. Dia melihat, bagaimana kondisi korban, yang seorang perempuan badannya terpisah.

"Badannya putus. Perempuan. Tangannya patah-patah. Kejadiannya persis jam setengah sembilan," imbuhnya.

Menurut Nur hampir 13 korban yang tewas dalam kecelakaan itu, kondisinya mengenaskan. Dia sempat menunjukkan adanya bekas darah dari seorang korban yang kepalanya pecah.

"Banyak darah di situ yang ditutupin koran," ucap Nur seraya menunjuk ke arah koran-koran di sekitar lintasan kereta api.

BERITA TERKAIT

Sebanyak 13 orang diketahui tewas dalam peristiwa tabrakan antara Metro Mini dengan Kereta Commuter Line di perlintasan dekat Stasiun Angke, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015) pagi.

Seluruh jenazah dievakuasi menuju ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). "Hasil evakuasi kami, ada 13 orang yang meninggal dunia dan sudah dievakuasi," kata Kapolsek Tambora Komisaris Wirdhdanto di lokasi kejadian.

Selain korban tewas, masih terdapat korban selamat sebanyak 7 orang. Untuk korban tewas langsung dibawa ke RSCM untuk proses identifikasi.

Sementara untuk korban selamat dirawat ke RS Tarakan dan RS Sumber Waras. "Kami masih belum pastikan berapa banyak laki-laki, perempuan, atau anak-anak. Karena korban tewas tidak dalam keadaan utuh," ucap Wirdhanto.

Terkait denagn penyebab kecelakaan, Wirdhanto menyebutkan bahwa Metro Mini diduga menerboso palang pintu perlintasan rel yang sudah mulai turun. Sopir juga tidak mengindahkan adanya bunyi peringatan bahwa kereta akan segera melintas.

Akibatnya, Metro Mini berplat B 7760 FD itu pun dihantam kereta api yang melintas cepat. Badan bus terhimpit di bagian bawah KRL dan terseret sejauh 200 meter. Hantaman keras ini membuat badan bus rusak parah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas