'Wah Sudah 10 Tahun Metromini Ini Nggak Pakai Rem Tangan'
Tiba-tiba sopir memacu kendaraannya karena di belakangnya ada bus dengan trayek sama
Editor: Hendra Gunawan
Kepala UPT Terminal DKI Banjar Nahor mengakui razia terhadap Metro Mini akan terus dilakukan. Karena memang banyak aksi ugal-ugalan para pengemudi dan harus ditindak petugas. "Jadi, tidak ada kompromi lagi bagi para pengemudi Metro Mini yang membandel," ucapnya.
Karenanya, kata dia, kebanyakan pengemudi Metro Mini dibawah umur. Kalau terjadi kecelakaan lalu lintas yang disalahkan Dishubtrans DKI. "Kalau kedapatan ada anak dibawah umur membawa Metromini langsung dikandangkan," ungkapnya.
Sopir mengeluh
Sementara itu, Jumat (11/12) pekan lalu cuaca di Pool Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat cerah. Panas terik matahari membuat kulit terbakar. Usai Salat Jumat, Pool Rawa Buaya ini didatangi para sopir Metro Mini. Mereka menggerutu satu sama lain duduk di lantai kantor Sudin Dishubtrans yang berada di areal pool tersebut.
Mereka menyambangi pool itu berniat mengambil Metro Mini yang dikandangkan petugas Dishubtrans. Puluhan sopir itu terlihat berang serta mengeluh saat ingin mengambil Metro Mini yang biasa digunakannya untuk menarik penumpang.
Sahar (38), sopir Metromini B-91 jurusan Batusari-Tanah Abang memperlihatkan kekesalannya di Pool Rawa Buaya. Metro Mini miliknya terjaring razia oleh petugas lantaran tak memenuhi kelayakan.
"Ini gila memang. Saya baru tiga hari lolos uji Kir, eh malah Metro Mini saya dikandangin karena kata petugas tidak layak," ujar Sahar dengan suara tinggi ketika ditemui Warta Kota di Pool Rawa Buaya.
Ia mengungkapkan alasan personel Sudin Dishubtrans Jakarta Barat mengandangkan Metro Mini karena ada masalah pada kendaraan. Sahar mengatakan, menurut petugas rem Metro Mini miliknya tak berfungsi dengan baik.
"Kan aneh jadinya. Ini siapa yang salah. Saat lolos uji Kir enggak ada kendala apa-apa, eh saat dirazia remnya bermasalah," ungkapnya.
Sedangkan Nana (52), sopir Metro Mini S-75 jurusan Pasar Minggu-Blok M juga tampak murung. Ia harus meminjam uang sekitar Rp 1.000.000 demi menebus Metro Mini miliknya.
"Tebusnya ya sekitar Rp 1.000.000-an. Saya pinjam uang ke teman, bayarnya nyicil," kata pria yang mengenakan topi ini.
Dirinya terpaksa melakukan hal itu untuk kelangsungan hidup keluarganya. Ia sudah lebih tiga hari tak bekerja lantaran Metro Mininya dikandangkan petugas.
"Seharusnya perhatikan kami juga, dong. Kami juga kan punya keluarga. Anak dan istri kami mau makan apa kalau enggak narik," tutur Nana sembari memegangi surat tilang berwarna merah muda.
Nana terjaring razia aparat karena tak ada speedometer pada Metro Mininya. Dia merasa bingung dengan tindakan petugas itu.