Keluarga Siapkan Mawar Putih untuk Mirna Sebelum Dimakamkan
Beberapa jam sebelum dimakamkan Minggu (10/1/2016) kelurga Wayan Mirna Salimin (27), perempuan yang tewas usai minum kopi di sebuah mall tampak melak
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa jam sebelum dimakamkan Minggu (10/1/2016) kelurga Wayan Mirna Salimin (27), perempuan yang tewas usai minum kopi di sebuah mall tampak melakukan berbagai persiapan.
Sesuai rencana jenazah akan dimakamkan di Gunung Gadung, Bogor, Jawa Barat.
Sebelum dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB, akan ada kebaktian untuk mendoakan jenazah Mirna.
Pantauan Tribunnews.com saat ini pihak keluarga tengah sibuk bahu-membahu mempersiapkan bunga mawar putih dan lily putih untuk bunga tabur di pamakaman.
Tua muda hingga anak-anak dengan berbekal gunting memotong bunga-bunga mawar putih dari beberapa karangan bunga kemudian dimasukkan dalam kantong plastik besar.
"Iya, dipotong untuk nanti dipamakaman. Yang bunga rose putih saja ya. Yang mekar, yang kuncup jangan," ujar seorang keluarga Mirna.
Hingga pagi ini, beberapa pelayat pun satu persatu sudah mulai berdatangan untuk mendoakan dan memberikan penghormatan terakhir bagi Mirna.
Rata-rata mereka kompak menggunakan pakaian warna putih.
Mobil ambulance yang akan membawa jenazah Mirna pun sudah disiapkan, beberapa anggota polisi pun tampak stanby di rumah duka untuk mengawal rombongan ke tempat pemakaman.
Suasanan di rumah duka Wayan Mirna Salimin sebelum dibawa ke Gunung Gadung, Bogor,
Jawa Barat untuk dimakamkan, Minggu (10/1/2016)
Sebelumnya, Sabtu (9/1/2015) tengah malam polisi menjemput jenazah Mirna ke rumah duka Dharmais dan membawanya ke RS Polri Kramat Djati.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti mendatangi rumah duka bersama Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Kombes Pol Musyafak serta Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan.
Krishna dan Musyafak datang sekitar pukul 21.30.
Keduanya datang sama-sama mengenakan jaket hitam.
Mereka lekas berbicara dengan keluarga di salah satu meja.
Sementara pelayat terus berdatangan.
Sedangkan polisi-polisi muda dan anggota berdiri diluar ruang duka.
Pihak keluarga tak memperbolehkan wartawan mengambil gambar dari dekat.
Selanjutnya pembicaraan baru selesai pukul 23.00.
Kemudian Musyafak mengontak RS Polri Kramat Djati dan meminta ambulance dikirim segera.
Sekitar 15 menit kemudian ambulance tiba dan masuk sampai depan pintu ruang duka.
Peti jenazah berwarna putih itu kemudian digotong keluar dan dinaikkan ke dalam ambulance.
Ambulance kemudian dikawal dengan iring-iringan mobil polisi menuju RS Polri Kramat Djati.
Krishna mengatakan, pihaknya menduga ada tindak pidana di kasus kematian Mirna.
"Dugaannya ada (tindak pidana-red)," kata Krishna kepada wartawan,sesaat sebelum jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Djati.
Krishna mengungkapkan, dugaan tersebut muncul setelah polisi memeriksa saksi kunci.
"Dari keterangan salah satu saksi, mungkin kematian korban tidak wajar," ujar Krishna.
Makanya, kata Krishna, untuk mengetahui itu lebih jelas dan pasti, pihaknya meminta keluarga untuk mengijinkan dilakukannya autopsi.
"Tadi kami bilang kepada keluarga bahwa kami menduga ada tindak pidana. Tapi apabila tak diautopsi, maka kasus kami tutup. Lalu keluarga setuju," ungkapnya.
"Sehabis autopsi, jenazah akan segera dibawa kembali ke sini, sebab Minggu pagi akan dimakamkan," imbuh dia.