Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan akan menggusur 92 rumah di Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Warga yang tinggal di sana, ujar Basuki, menduduki tanah milik negara.

"Kita akan gusur 92 rumah, karena kita mau (bangun) sheetpile 250 meter. Rusuh enggak rusuh kita harus tetap bongkar," ujar pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (12/1/2016).

Pemerintah Provinsi DKI, ujar Ahok, telah menyediakan rumah susun untuk warga Bukit Duri yang rumahnya digusur.

Tapi, warga tidak mau tinggal di rumah susun dan lebih memilih untuk menggugat Pemerintah Provinsi DKI ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Ahok enggan menunggu hasil dari gugatan.

Pasalnya, Pemprov DKI telah melakukan pembongkaran sesuai prosedur.

Kata Ahok pemerintah sudah memberikan surat peringatan ketiga kepada warga sekitar untuk meninggalkan kediamannya.

Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan ada 64 bangunan rumah yang dibongkar pada Selasa pagi ini.

Letak bangunan di Jalan Kampung Melayu Kecil 1.

Tri mengatakan, sejumlah bangunan tersebut merupakan rumah yang ditinggal pemiliknya.

Para pemilik sudah direlokasi ke rusun Cipinang Besar dan Pulo Gebang,

"Dalam pembongkaran ini kami menurunkan 300 personel," ucap Tri.

Tri menjelaskan, ratusan personel itu merupakan gabungan dari Satpol PP, TNI, dan polisi.

Selain itu, disediakan pula tiga alat berat yang terdiri dari dua unit becho dan satu unit amfibi.

Rencananya pembongkaran ini akan diselesaikan dalam satu hari saja.

"Ya semoga bisa diselesaikan sekarang," ujarnya.

Rumah-rumah yang dibongkar terletak di RT 11, 12, dan 15 RW 10, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.