TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Kalijodo, Penjaringan, Jakarta, yang kebanyakan merupakan ibu-ibu secara tiba-tiba merobek spanduk berisi tuntutan ganti rugi layak sambil berteriak.

Maniah, seorang dari gerombolan warga yang merobek spanduk, menyebutkan aksi sekumpulan ibu-ibu tersebut karena tulisan yang tertera tidak mewakili pendapat masyarakat di Kalijodo.

"Itu (spanduk) yang pasang bukan warga, kami tidak mau ganti rugi. Kami tidak mau pindah," kata Maniah seusai merobek spanduk di Kalijodo, Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Sedang, pengacara warga Kalijodo, Razman Arif Nasution mengungkapkan bahwa Abdul Aziz atau yang lebih dikenal dengan Daeng Aziz merupakan pembuat spanduk permintaan ganti rugi layak.

"Tadi Pak Daeng bilang ke saya, spanduk itu dia yang buat," kata Razman saat kembali menyambangi kawasan Kalijodo.

Menurut Razman, warga pada kawasan prostitusi ini tidak mau di relokasi.

Mereka, sebut Razman, ingin berdialog dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Sekumpulan pemuda yang mengaku perwakilan warga Kalijodo memasang beberapa spanduk tuntutan pada Kamis (18/2/2016) sore.

Spanduk pertama yang dipasang di atas jalan utama menuju kawasan prostitusi itu, tertulis "KAMI WARGA KALIJODO MINTA GANTI RUGI YANG ADIL BANGUNAN DAN TANAH".

Berselang sekitar 10 menit spanduk bertulisan sama, tapi berwarna lain juga dipasang pada depan kios yang telah ditutup.

Tidak jauh dari lokasi dipasangnya dua spanduk awal, sekumpulan pemuda itu kembali memasang spanduk lain yang berlatar bendera Indonesia.

Pada spanduk itu tertulis "KAMI MINTA GANTI RUGI YANG ADIL DAN BIJAKSANA, WARGA KALIJODO".

Bersamaan dengan spanduk ketiga, mereka juga memasang spanduk yang juga berlatar bendera merah putih dan bertuliskan "GANTI RUGI KAMI SEBAGAI WARGA NEGARA. JANGAN MAIN GUSUR GANTI RUGI DONG, WARGA KALIJODO".

"Ini adalah aspirasi warga," kata Chandra (24) yang ikut memasang spanduk.