Penataan Kalijodo Dianggap Bisa Lebih Memanusiakan Warga Jakarta
Rencana mengembalikan fungsi kawasan Kalijodo sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh Gubernur DKI Jakarta mendapat dukungan dari tokoh muda Jakarta.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana mengembalikan fungsi kawasan Kalijodo sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh Gubernur DKI Jakarta mendapat dukungan dari tokoh muda Jakarta.
Ahmad Sahroni, tokoh muda Jakarta yang juga anggota DPR RI ini menilai, upaya penertiban itu turut mendukung terciptanya tata ruang Jakarta yang lebih baik.
Langkah Gubernur Ahok dianggap sebagai bagian dari upaya mengubah wajah ibukota yang selama ini identik dengan kawasan kumuh yang semrawut.
Sebagai pusat pemerintahan yang juga simbol kemajuan bangsa, selayaknya Jakarta menerapkan pola zonasi, dengan mengalokasikan 30 persen wilayah sebagai RTH.
“Menciptakan kota yang aman dan nyaman itu tidak mudah, RTH yang masih di bawah 10 persen harus terus dikebut, untuk mencapai persyaratan minimal 30 persen dari total wilayah Jakarta,” kata Sahroni dalam rilis yang diterima tribunnews.com,Kamis (18/2/2016).
Meski pencapaiannya masih jauh dari target 30 persen, Ahmad Sahroni melihat sejauh ini Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta telah menunjukkan keseriusan untuk mewujudkannya.
Beberapa hasil dan pencapaian juga sudah terlihat, sehingga dia yakin Ahok akan mampu mengubah Jakarta menjadi lebih baik dan humanis.
Keberadaan RTH sendiri, menurut Roni tak sekedar menjadi perias dan penyejuk kota, tapi juga media perubah pola sosial dan kebiasaan masyarakat kota.
Tradisi doyan “nge-mall” secara berangsur akan beralih pada kebiasaan memanfaatkan RTH.
Hal itu secara tak langsung akan mempererat kohesi sosial di kalangan warga.
“Saya apresiasi sekali apa yang dilakukan Gubernur ya. Sebelumnya juga kan sudah mengembalikan fungsi waduk pulit dan lainnya," ungkapnya.
Dikatakan dia mengembalikan fungsi RTH, sangat baik untuk merubah kultur masyarakat perkotaan.
"Jadi kalau sarana publik sudah lengkap, kan fenomena cabe-cabean di kota akan hilang,” ungkapnya.
Sahroni membayangkan, kelak RTH di jakarta akan menjadi media warga dalam mengekspresikan eksistensinya.
Ia mencontohkan Taman Suropati Menteng yang berhasil menyalurkan berbagai kreativitas publik.
Di taman itu, warga Jakarta biasa melatih ketrampilan musik, latihan olah raga, atau kreativitas lain secara cuma-cuma.
Nuansa taman yang sejuk dan asri sangat kondusif bagi kebutuhan menempa dan mengembangkan kreativitas.
Maka menurut Roni, sangat tepat jika Gubernur Ahok terus berupaya menambah dan mengembangkan konsep serupa di wilayah-wilayah lain Jakarta.
“Harapannya, dalam beberapa tahun ke depan target 30 persen Ruang Terbuka Hijau di Jakarta ini bisa terealisir,” katanya.
Manfaat lain dari RTH yang tak kalah penting menurutnya yakni perannya dalam mengurangi tingkat stress warga Jakarta.
Sebagai ibukota yang sarat dengan mobilitas sosial, ekonomi mau pun politik, warga Jakarta menanggung potensi tekanan yang relatif tinggi.
Keberadaan RTH itu akan sangat membantu mengurai beban aktivitas keseharian.
Inilah yang dia sebut sebagai peran pemerintah “humanizing the citizens,” memanusiakan warga melalui fasilitas publik.
“Tentu saja, penataan RTH itu harus diformulasikan sebagai area yang sesuai selera dan kebutuhan masyarakat perkotaan,” kata politikus NasDem ini.