'Good Bye Kalijodo'
Salah seorang mucikari di Kalijodo, Subadriah (65), mengaku sudah pasrah jika kafe tempatnya bekerja ditutup
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Salah seorang mucikari di Kalijodo, Subadriah (65), mengaku sudah pasrah jika kafe tempatnya bekerja ditutup. Ia pun berencana akan pulang kembali ke kampung halamannya.
"Selamat tinggal Kalijodo, good bye," ucap dia saat ditemui Kompas.com, Jumat (19/2/2016).
Subadriah ditemui saat sedang membereskan barang-barang dari kafe tempatnya bekerja. Perempuan yang mengaku berasal dari Lumajang, Jawa Timur, ini diketahui sudah 40 tahun bekerja di Kalijodo.
Menurut dia, penghasilan sebagai mucikari di Kalijodo sudah berangsur menurun dalam beberapa tahun terakhir.
"Dulu bisa dapat Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan, tetapi turun terus. Tahun 2015 malah sehari cuma dapat Rp 100.000," kata ibu empat anak ini.
Subadriah mengaku membina sekitar 20 PSK. Tarif setiap anak asuhnya untuk sekali kencan mencapai Rp 150.000.
"Dari Rp 150.000 nanti dibagi. Saya ambil Rp 20.000, uang kamar Rp 30.000, Rp 100.000-nya buat dia (PSK)," kata dia.
Satu per satu kafe di kawasan Kalijodo memang tampak mulai dikosongkan oleh pemiliknya.
Menurut pantauan Kompas.com, Jumat siang, sejumlah mobil pikap tampak digunakan untuk mengangkut barang-barang yang ada dalam kafe, mulai dari meja, kursi, hingga kotak-kotak kardus.
Dalam beberapa malam terakhir, satu per satu pengelola kafe di Kalijodo mulai menutup operasinya. Puncaknya, pada Kamis (18/2/2016) malam, tidak ada satu pun kafe yang terlihat buka. (Alsadad Rudi)