Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepak Terjang Razman di Kalijodo

Manuver Razman cukup meletup ketika membela wilayah yang bakal dijadikan ruang terbuka hijau oleh Pemprov DKI Jakarta.

Penulis: Rendy Sadikin
zoom-in Sepak Terjang Razman di Kalijodo
Robertus Belarminus
Razman saat menegur tiga polisi yang berada didalam Kafe Ojo Lali di Kalijodo. Ia menganggap perbuatan polisi itu melanggar. Sabtu (20/2/2016). 

TRIBUNNEWS.COM - Razman Arif Nasution memang bukan nama baru di dunia hukum.

Nama pengacara kelahiran Singkuang 8 September 45 tahun silam ini mencuat saat membela, di antaranya Komjen Pol Budi Gunawan dan anggota DPRD DKI, Abraham Lunggana alias Haji Lulung.

Sepak terjang Razman selalu menyita perhatian publik saat membela orang-orang tersebut.

Kini, mata publik kembali menyorot saat Razman tampil menjadi kuasa hukum warga Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, yang berada di ambang penertiban.

Manuver Razman cukup meletup ketika membela wilayah yang bakal dijadikan ruang terbuka hijau oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Terakhir, Razman beraksi di salah satu kafe bernama 'Ojo Lali' di bilangan Kalijodo.

Berikut sepak terjang dan pernyataan kontroversial Razman terkait Kalijodo:

Berita Rekomendasi

Razman semprot polisi di kafe

Dia memarahi tiga polisi dari Satuan Sabhara Polda Metro Jaya yang saat itu tengah berjaga di kafe tersebut.

Sejumlah warga pun ikut 'nimbrung' mengomeli tiga anggota korps baju coklat itu.

Ketiganya dianggap memasuki wilayah kafe secara ilegal.

Kebetulan pula, trio polisi itu terpisah dari kelompoknya dan berada di Kafe Ojo Lali.

Razman yang mendapat informasi dari warga langsung menuju kafe itu.

Tiga anggota Sabhara itu langsung diomeli oleh Razman.

"Kamu tidur-tiduran ngapain? Saya tanya boleh masuk ke sini enggak? Masa begini di dalam. (Kamu) menggeledah, kenapa kalian tidur di dalam sini," kata Razman, kepada tiga polisi tersebut, Sabtu (20/2/2016) sore.

Tiga polisi itu diperlakukan layaknya sedang diinterogasi. Warga yang mengawal Razman langsung mengerubuti.

Razman meminta tiga petugas itu menjawab pertanyaannya.

"Pertanyaan saya, kamu masuk sini ngapain. Kok begini caranya, dik," ujar Razman.

Tiga polisi itu tidak banyak bicara. Perwakilan warga tampak memfoto dan meminta identitas tiga petugas tersebut.

"Saya mau tanya apakah protap komandan kalian begini. Siapa komandan kalian? Masa masuk ke sini," ujar Razman.

Setelah memfoto dan mencatat identitas tiga polisi itu, Razman dan warga meninggalkan kafe itu.

Tidak hanya itu, Razman juga menuding polisi dan Brimob mengambil minuman dan sejumlah barang di Kafe Intan milik Daeng Azis.

Razman berencana melaporkan kasus ini ke Komnas HAM.

Ancam Kombes Pol Krishna Murti

Kedatangan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti ke kawasan Kalijodo pada Kamis silam tampak dipandang 'berbeda' oleh Razman.

Menurut Razman, Krishna datang membawa misi tertentu yakni mencari salah satu tokoh masyarakay di Kalijodo, Daeng Azis.

“Nah, persoalan masa lalu, saudara Daeng Aziz dengan Saudara Krishna Murti beberapa tahun yang lalu ketika menjadi Kapolsek jangan dibawa-bawa ke sini. Tak ada hubungannya,” tutur Razman di Kalijodo.

Dia mengklaim keberadaan Krishna tak sesuai standar operasional (SOP), sebab hanya ada personel Polda Metro Jaya. Tidak ada anggota Kepolisian Sektor Penjaringan.

Karena itu, Razman mengancam akan mengirimkan surat ke Polda Metro Jaya untuk mengetahui terkait apa di balik keberadaan Krishna di Kalijodo.

Apabila, ada pelanggaran berupa penyelewengan kekuasaan pejabat aparat kepolisian, dia akan melaporkan ke Mabes Polri.

Menjawab ancaman Razman, Krishna Murti bersikap santai.

Malah Krishna balik bertanya, ""Memang siapa Razman? Memang dia ngomong apa?"

Tidak ada preman dan judi

Razman menantang Pemprov DKI Jakarta merazia preman, senjata tajam, narkoba, dan praktek judi di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.

Dia meyakini tidak ada penyakit masyarakat berupa preman, senjata tajam, narkoba, dan praktek judi di kawasan prostitusi itu.

"Sesungguhnya di sini tidak ada preman, tidak ada judi. Yang ada di sini orang mencari nafkah itu yang mereka lakukan. Kalau mau razia ya silakan," kata Razman di Kalijodo, Jakarta.

Karena itu, Razman berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berpikir ulang terkait penertiban Kalijodo.

1.000 PSK ancam telanjang

Razman membeberkan 1.000 Pekerja Seks Komersial (PSK) Kalijodo akan melawan dengan cara berbeda, bila penertiban akan tetap dilakukan di kawasan itu.

"Kalau terjadi penggusuran, PSK urat malunya sudah tutup. Mereka bisa saja telanjang 1.000 orang," ujar Razman saat audiensi bersama dua pimpinan DPRD DKI, Mohamad Taufik dan Abraham 'Lulung' Lunggana di lantai 9 gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas