Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenazah Parman Dimandikan Di sisi Kali Jalan Cik Ditiro

Tak ayal lagi, hal itu pun menjadi perhatian bagi para pengendara yang melintasi jalan tersebut

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jenazah Parman Dimandikan Di sisi Kali Jalan Cik Ditiro
Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
Entin (48), berdiri di lokasi tempat seorang pengangguran bernama Suparman dimandikan, di sisi jalan Teuku Cik Ditiro. Rabu (24/2/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenazah seorang pengangguran bernama Suparman, dimandikan tepat di sisi jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta Pusat, pagi tadi, Rabu (24/2/2016).

Tak ayal lagi, hal itu pun menjadi perhatian bagi para pengendara yang melintasi jalan tersebut dari arah Pasar Rumput.

Lokasi jenazah Suparman dimandikan tepatnya di sisi Selatan rumah dinas karyawan PT.KAI, yang berada di sisi rel kereta arah Stasiun Sudirman ke arah Stasiun Manggarai.

Di sisi selatan rumah dinas itu, terdapat sebidang tanah kosong, yang sebelah selatannya adalah kali Ciliwung.

Pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB, selama sekitar satu jam jenazah laki-laki asal Banjarsari, Jawa Barat itu dimandikan.

Yang melakukannya adalah sejumlah laki-laki dari sebuah yayasan di Jakarta Timur tersebut juga menyediakan kain kafan, dan tempat mandi jenazah yang bentuknya menyerupai tandu.

Yang melindungi jenazah Suparman dan petugas yang memandikan jenazah, adalah sebuah terpal berwarna orange, yang dipasang agak miring, dengan bambu sebagai penyanggahnya.

Berita Rekomendasi

Terpal tersebut adalah milik Entin (48), yang biasa dipergunakan sang pemilik untuk berdagang minuman.

Air yang digunakan untuk memandikan jenazah Parman, diambil dari toilet yang terdapat di pos penjagaan perlintasan kereta di Jalan Teuku Cik Ditiro.

Lokasinya dari tempat jenazah Suparman dimandikan, adalah di seberang rel kereta.

Air tersebut diambil dengan sejumlah ember, yang digotong teman-teman almarhum secara bergantian.

Entin, salah seorang teman almarhum menuturkan bahwa Suparman atau yang akrab dipanggil Parman, meninggal kemarin, Selasa (23/2), sekitar pukul 18.00 WIB, di kontrakan Parman, yang terletak di lantai paling atas Pasar Rumput.

"Katanya sih meninggal karena penyakit paru-paru, sempat dimuntah darah juga," katanya.

Setelah meninggal, teman-teman Parman di kontrakannya kebingungan, karena tidak tahu bagaimana menghubungi keluarga Parman, karena HP Parman sudah hilang dicuri.

Mereka juga kebingungan tidak ada yang punya cukup uang untuk mengurusnya.

"Akhirnya di bawa ke sini, karena yang deket ya orang-orang sini, dulu dia kan sempat tinggal di kolong jembatan sini," ujarnya.

Malam tadi, jenazah mantan pemulung yang sempat berprofesi menjadi sopir barang rongsok, dibawa ke pinggir rel, tempat pagi tadi jenazahnya dimandikan

Warga sekitar yang sebagian besarnya adalah pengemis dan pemulung itu, langsung menerima kedatangan jenazah.

Parman diletakkan tempat di bawah terpal milik Entin. Jenazah tersebut diletakkan di atas bale kayu, pinjaman dari petugas PT.KAI.

"Alhamdullilah semalam tidak hujan," katanya.

Jenazah Parman sudah dimakamkan pagi ini, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan.

Entin mengatakan Parman tidak memiliki KTP, sehingga nama asli dan umurnya sulit dikenali.

Ia menduga umur almarhum sekitar 55-60 tahun.

Ia menyebut warga sulit membantu Parman untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Warga juga tidak tahu kemana menghubungi keluarga Parman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas