Pemulung Cari Rezeki Diantara Puing-puing Bangunan Kalijodo
"Apaan aja yang dicari, bisa besi, kabel atau enggak pipa paralon. Pokoknya barang-barang yang kira-kira bisa dijual lagi,"
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan Kalijodo yang berada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat kini sudah rata dengan tanah.
Bangunan yang berada persis di pinggir kali tersebut kini hanya menyisakan puing-puing setelah dibongkar menggunakan alat berat backhoe.
Kondisi itu dimanfaatkan para pemulung untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang masih bisa dijual.
Kawasan yang tadinya dikenal sebagai tempat prostitusi tersebut kini sudah ramai dengan para pemulung yang mencoba mengais rejeki.
Mereka mengumpulkan sejumlah besi-besi yang banyak berserakan.
Sementara pemulung lainnya memotong besi-besi tersebut dengan menggunakan gergaji untuk memudahkan saat dibawa pulang.
Bahkan ada juga pemulung yang mencari kabel ataupun mengais-ngais barang-barang tertentu di antara puing bangunan yang mungkin masih bisa dimanfaatkan.
Seorang pemulung, Robi (28) mengaku dirinya sudah datang ke kawasan itu sejak semalam.
Ia menuturkan dirinya mencari barang-barang apa saja yang masih bisa dimanfaatkan supaya bisa menjadi uang.
"Apaan aja yang dicari, bisa besi, kabel atau enggak pipa paralon. Pokoknya barang-barang yang kira-kira bisa dijual lagi," ungkapnya, Selasa (1/3/2016).
Meski demikian pria yang sehari-harinya memulung di kawasan Muara Baru itu, menuturkan bahwa kabel listrik lebih berharga dibandingkan barang-barang yang lain.
Namun untuk mendapatkannya tidak semudah memperoleh besi-besi yang sudah tidak terpakai.
"Mending ngambil kabel, kalau kabel bisa dihargai Rp 35 ribu per kilo, kalau besi paling cuma Rp 2-4 ribu doang per kilo. Belum lagi kalau bawa besi repot, musti dipotong dulu biar bisa dibawa," ungkapnya.
Robi yang datang bersama dengan teman-teman satu profesinya mengaku belum tahu hingga kapan akan mengambil barang-barang bekas dari tempat tersebut.
Pasalnya ada banyak barang-barang bekas yang bisa diambil dari kawasan Kalijodo. (Junianto Hamonangan)