Pengalaman Pertama Petugas Ditreskrimsus Masuki Gorong-gorong
Menyusuri gorong-gorong saluran air sempit, kotor, bau dan penuh 'ranjau' aliran listrik menjadi pengalaman pertama
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyusuri gorong-gorong saluran air sempit, kotor, bau dan penuh 'ranjau' aliran listrik menjadi pengalaman pertama bagi empat petugas Subdit III Sumber Daya Lingkungan (Sumdalin) Direktorat Reserse Krimina Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya.
Mereka diterjunkan ke saluran gorong-gorong kawasan Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat sejak Sabtu (5/3) petang hingga malam, untuk mencari barang bukti menyusul temuan ratusan kubik sampah kabel di tempat tersebut.
Sejumlah perlengkapan keselamatan, alat komunikasi hingga dokumentasi dibawa oleh mereka untuk pencarian barang bukti di gorong-gorong itu.
Di antaranya helm dan sepatu keselamatan, rompi pelampung dan celana panjang, sarung tangan karet, cat semprot, senter, headlamp, masker, handy talkie, beberapa alat tulis hingga tambang dan tali rapia untuk alat bantu arah jalan.
Selama sekitar tiga jam mereka dibantu enam petugas Telkom, PLN dan Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat, berada di gorong-gorong yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan lebar 1 meter itu.
Mereka mengawali pencarian barang bukti dengan menuruni lubang gorong-gorong di depan kantor Kementerian ESDM dan berjalan menyusuri gorong-gorong ke arah kawasan Monas sepanjang 150 meter.
Kasubdit III Sumdaling Ditreskrimsus PMJ, AKB Adi Vivid terus mengawasi anggotanya melalui handy talkie. "Awas, hati-hati kabel yang ada aliran listriknya, tolong diserahkan ke petugas PLN untuk pengecekkannya," ujar Adi dari atas permukaan gorong-gorong.
Bau seperti bau kotoran manusia dan sampah membusuk menyeruak begitu petugas membuka lubang saluran air di kawasan Monas tersebut.
Satu per satu dari empat petugas Subdit III Sumdaling keluar dari lubang tersebut. Wajah mereka tampak berkeringat dan nafas terengah-engah saat tiba di permukaan.
"Mana air, mana air," teriak seorang petugas Subdit sesaat duduk dengan meluruskan kedua kakinya di rerumpatan kawasan Monas.
Dari penyusuran pertama ini, petugas menemukan sejumlah barang, seperti kotak makanan, penutup headlamp dan kabel.
Belum puas dengan temuan tersebut, AKBP Adi Vivid kembali memerintahkan keempat anak buahnya untuk kembali menuruni lubang saluran air di depan kantor Kementerian ESDM untuk menyusuri gorong-gorong ke arah depan gedung Bank Indonesia (BI), Jalan Budi Kemuliaan, atau sepanjang 70 meter. Padahal, mereka baru sekitar 20 menit beristirahat di permukaan.
Dari penyusuran kedua ini, petugas menemukan gergaji, linggis, tiga headlamp, beberapa batu baterai, gulungan kawat, sejumlah lilitan pelindung kabel sejenis Armor dan isi kabel tembaga.
Anggota Subdit III Sumdaling, Briptu Harles menuturkan pencarian barang bukti di gorong-gorong ini menjadi pengalaman pertama dirinya sepanjang berkarir di kepolisian. Dan kasus ini pun terbilang pertama untuknya.
Baginya, ini menjadi pengalaman sekaligus tantangan yang berbeda.
"Karena kami petugas, sebelumnya kami dapat arahan. Jadi, saya sendiri sangat hati-hati saat jalan di gorong-gorong ini. Karena mencari barang buktinya kita harus teliti dan hati-hati saat menemukan kabel-kabel yang ada di bawa, apa punya PLN atau Telkom. Tentu yang diwaspadai itu kabel yang ada aliran listriknya," ujar Harles.
Hal lain yang diwaspadainya, yakni benda asing yang berada di sekitar lumpur saat melangkahkan kaki di gorong-gorong. Belum lagi ia harus bisa menahan tubuh dan kepalanya karena ketinggi di dalam gorong-gorong hanya sekitar 1,5 meter.
"Lumpurnya dalam, hitam pekat. Iya, bau sekali, udara di dalamnya buat kita engab susah bernafas. Ini pertama kali buat saya. Sebelumnya kita juga pernah turun saat temuan mayat. Tapi, kalau cari barbuk di gorong-gorong terkait kasus kabel ini baru pertama kali," tutur Harles.
Lebih dari itu, Harles mengaku gatal-gatal di kaki, tangan sebagian badannya karena air kotor di gorong-gorong tersebut. Ia pun terlihat membilas bagian-bagian tubuhnya itu dengan air mineral sesaat naik ke permukaan.
"Sebelumnya saat latihan, pendidikan dulu ada juga latihan yang di lumpur. Jadi, nggak terlalu kaget. Tapi, semoga-moga nggak ada yang kaya gini lagi deh," ujar Harles diikuti tawa kecilnya.
Hal senada diakui oleh rekan Harles, Briptu Putu. "Yah, tantangan di gorong-gorong tadi lebih kurang sama dengan yang dibilang Harles. Tapi, saya happy-happy aja karena ini sudah tugas," ujar singkat. (coz)