Temuan di Gorong-gorong Ring I Jakarta yang Mencengangkan Petugas
Pemeriksaan gorong-gorong di Ring I Jakarta bukan hanya melibatkan petugas Pemprov DKI Jakarta, dan Polda Metro Jaya, tetapi juga pasukan katak TNI AL
Editor: Gusti Sawabi
GORONG-GORONG air di Ring I Jantung Kota Jakarta kian misterius.
Bukan hanya menjadi tempat pembuangan pembukus kabel yang jumlahnya mencapai 22 truk, gorong-gorong di seputaran Monumen Nasional (Monas) tersebut menjadi tempat kerja sejumlah orang yang kemungkinan besar tengah mencuri tembaga dan timah di bekas kabel listrik
Sejumlah alat kerja yang masih bagus dan baru ditinggalkan beberapa minggu sebelumnya ditemukan dalam gorong-gorong di Jl Medan Merdeka Selatan, Jumat (4/3) malam.
Temuan itu mencengangkan petugas gabungan yang mendapat tugas memeriksa saluran pembuangan air yang tak jauh dari pusat pemerintahan Indonesia itu.
Ada linggis, pacul, senter, aki motor, sendok makan hingga sejumlah celana dijemur di gorong-gorong yang dipenuhi sampah bungkus kabel.
"Semalam, petugas dari Ditreskimsus Polda Metro Jaya bersama petugas kami yang turun ke saluran di bawah ini menemukan aki motor, linggis, pacul, gergaji, headlamp, dan sendok makan alumunium," kata staf Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat, Yusuf, di lok99999a99999si temuan, tepat depan kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Sabtu (5/3/2016)).
Petugas juga menemukan jemuran pakaian berupa dua celana pendek dan celana dalam laki-laki.
Benda-benda itu dijemur di celah dinding gorong-gorong.
Ada juga terpal sepanjang 2 meter.
Menurut Yusuf, barang-barang tersebut ditemukan setelah petugas dari Polda Metro Jaya bersama petugas suku Dinas Tata Air melakukan penyisiran sepanjang 20 meter ke arah kawasan Monas.
Peletakan barang-barang tersebut terbilang janggal dan diduga dilakukan oleh sejumlah orang beberapa bulan belakangan.
Barang-barang tersebut berada di celah antara air dan ruang hampa di gorong-gorong.
"Barang-barang itu ditemukan di celah atas. Jadi, memang pintar meletakkannya. Buktinya, senter masih dalam keadaan menyala. Aki motor saat dicoba juga masih masih berfungsi alias belum rusak," ungkapnya.
Yusuf menambahkan ada petugas satpam (sekuriti) gedung dekat sini yang mengaku pernah mendengar suara, "Duk, duk, duk. Srek, srek, srek," pada malam hari sekitar lima bulan lalu.
Temuan barang-barang seperti merupakan pertama kali terjadi selama petugas Sudin Tata Air Jakpus melakukan pengecekkan di saluran air di wilayahnya.
"Sebelum-sebelumnya kalau kami lakukan pengecekkan di saluran air, barang-barang seperti itu nggak pernah kami temukan. Biasanya hanya ketemu sampah plastik dan sedimen lumpur," ujarnya. Barang-barang tersebut telah diamankan petugas Ditreskrimsus untuk penyelidikan lebih lanjut.
Ambil tembaga
Pemeriksaan gorong-gorong di Ring I Jakarta bukan hanya melibatkan petugas Pemprov DKI Jakarta, dan Polda Metro Jaya, tetapi juga pasukan katak TNI AL.
Sejumlah dugaan bermunculan, mulai dari sabotase hingga ulah komplotan pencuri kabel bekas yang beroperasi tanpa diketahui aparat penegak hukum.
Dugaan pencurian makin menguat karena hingga Sabtu Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat terus menemukan pembungkus kabel listrik di gorong-gorong.
Pengangkatan benda yang menghalangi aliran air itu telah berlangsung sejak Rabu (24/2/2016) lalu.
Berdasarkan penyelidikan sementara Polda Metro Jaya dan Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta, tumpukan pembungkus kabel di Jalan Medan Merdeka Selatan, merupakan milik PLN. Kemungkinan para pemulung mengambil tembaga atau timah di bekas kabel itu.
Bungkus kabel kemudian ditinggal begitu saja dalam gorong-gorong.
"Nah memang menurut keterangan PLN, kabel-kabel di bawah tanah ada yang kadang-kadang tak digunakan lagi. Nah jaringan (kabel) lama ini tak diangkat," tutur Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian.
Menurut Kapolda, kabel bekas masih memiliki nilai ekonomis karena di dalam ada unsur tembaga dan timah.
Ini menjadi sasaran kelompok tertentu yang mengincar untuk mendapatkan keuntungan.
"Pada 2015, Polsek Gambir menangkap empat orang. Ada puluhan batang dan memang sudah dipotong satu meteran. Tembaga satu kilogram harganya Rp 40 ribu dan ini sebenarnya bagi orang tertentu merupakan peluang karena ada nilai ekonomis," katanya..
Ia menambahkan pemulung masuk ke gorong-gorong untuk mengambil batangan.
Mereka mengupas kabel-kabel milik PLN. Lalu, bungkusan kabel ditinggal di tempat tersebut.
Ini membuat bungkusan menumpuk dan menutup saluran air.
Diketahui ada bungkus kabel bekas setelah muncul genangan air.
"Sementara dari hasil koordinasi dengan Telkom dan PLN, temuan di lokasi, temuan barang bukti, temuan kasus di Gambir, foto batangan lama yang diambil dan bentuk yang sama bentuk kabel PLN. Kami menduga kabel PLN yang tak terpakai dan dicuri kelompok tertentu, tembaga diambil bungkusnya ditinggal," tambahnya.
(tribunnews/acoz/valdi)