Faktor Ekonomi, Alasan Pelaku Incar Kabel di Gorong-gorong
Dia menjelaskan, pelaku mengincar unsur tembaga dan timah di kabel.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Mujiono, mengatakan komplotan pencuri mengincar kabel di gorong-gorong karena mempunyai nilai jual.
Dia menjelaskan, pelaku mengincar unsur tembaga dan timah di kabel.
Sementara itu, bungkusan kabel dibuang karena tak mendapatkan keuntungan.
"Sisa gulungan kabel dijual Rp 1000 per kg. Tembaga Rp 40-60 ribu per kg dan Timah Rp 10-20 ribu per kg. Kalau diangkat (gulungan kabel,-red) tak sesuai nilai ekonomi. Tak heran sisa gulungan kabel ada 26 truk," tutur Mujiono, Jumat (11/3/2016).
Sesuai penyelidikan terdapat tiga kelompok jaringan pencurian kabel di gorong-gorong di wilayah Jakarta Pusat.
Sebanyak enam orang telah diamankan, yaitu STR (45), MRN (34), SWY (45), AP (28), RHM (43), dan AT (48). AP dan RHM merupakan satu kelompok. AT, SWY, MRN dan STR merupakan satu kelompok.
Sementara MRN mempunyai kelompok lain.
Menurut dia, komplotan pencuri kabel beraksi rata-rata selama empat bulan, lima bulan, dan delapan bulan.
Mereka berada di gorong-gorong sekitar 2 hari. Selama tiga minggu mereka mampu mengumpulkan 800 kg.
Mereka mengetahui ada kabel setelah melihat salah satu instansi melakukan bongkar kabel di trotoar.
Tersangka ahli di bidang kabel sehingga mereka dapat mengidentifikasi ini kabel lama atau baru.
"Kami mempunyai peta pelaku pencurian kabel di bawah tanah. Kami sudah punya data tinggal dikembangkan. Doakan saja dalam waktu singkat bisa ketahuan," kata dia.
Setelah mengambil timah dan tembaga, kedua unsur itu dijual ke penadah atau pengepul besi-besi tua di wilayah Kemayoran, Senen, Tanah Abang, dan Manggarai.
Sejauh ini penadah belum ditangkap karena masih melarikan diri.
"Kami sudah tahu semua. Para tersangka menjual di lingkungan Jakarta," katanya.