Tiga Kasus PRT di Ibu Kota Disiksa Majikan, Pelakunya Bidan Hingga Anggota DPR
Dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2016 tribunnews.com mencatat ada tiga peristiwa mencolok terkait penganiayaan Pembantu Rumah Tangga (PRT) di wila
Penulis: Adi Suhendi
3. PRT Dianiaya Bidan
Mahona (20) PRT Indramayu, Jawa Barat menjadi korban penganiayaan majikannya.
Majikan Mahona, Nani (26) diketahui bekerja sebagai bidan, di sebuah klinik di bilangan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Kejadian bermula saat Mahona mendapat perintah dari sang majikan untuk membeli makanan di sebuah warung makan Kawasan Koja.
Mahona saat itu disuruh majikannya untuk membeli sayur lodeh.
Naas, Mahona yang sudah mengaku salah lantaran salah membeli makanan, justru sayur sop.
Akibatnya besi panas atau setrika pun mendarat di pipinya.
"Si ibu (Nani) kesel sama saya. Saya akhirnya minta maaf dan kembali bergegas menyetrika baju. Pas saya beres setrika, ibu ujug-ujug datang dari belakang sambil bawa gosokan. Langsung ditempel ke pipi saya. Saya berteriak kesakitan," ucapnya di sebuah kontrakan, tepatnya di Jalan Bandar Ujung, RT 4/6 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Selasa (15/3/2016).
Kasus penganiayaan terhadap Mahona (15) bisa terbongkar setelah ditolong warga.
Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Indramayu, Jawa Barat, tersebut dianiaya majikannya dengan menyetrika wajahnya, Senin (14/2/2016) sore.
Kejadian berlangsung di rumah tempat Mahona bekerja yang terletak di Jalan Bandar Ujung, RT 04/06 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Akibat perliaku kasar majikannya, wajah wanita yang akrab disapa Mona mengalami luka bakar di pipi bagian kanan.
Suminah (50) warga setempat yang merupakan tetangga majikan Mahona, mengaku dirinya tak tahu kejadian tersebut.
Ia menuturkan, Kamis (10/3/2016) dirinya pulang dari kantor suaminya di Lebak Bulus sekitar pukul 15.00 WIB.
Saat datang pembantu laki-lakinya bercerita mengenai kejadian yang terjadi di ligkungan rumahnya.
Dikatakan Suminah, pembantunya menceritakan kalau Mahona keluar rumah dalam kondisi wajahnya penuh memar.
"Pembantu saya dengar cerita tetangga saya si Unyil. Mahona keluar rumah dalam kondisi wajahnya memar. Benjol kayak habis dipukul," tutur Mahona.
Atas peristiwa tersebut, Suminah disuruh ke rumah Nani.
Suminah dengan rasa penasaran mendatangi kediaman tetangganya untuk menanyakan kejadian yang menimpa Mona.
Ia mengaku, wajah Mahona dipukul lantaran salah membeli makanan.
Mengetahui hal itu, Suminah pun Sabtu (12/3/2016) sepakat bersama pengurus RT dan tetangga lainnya untuk menyambangi kediaman Nani tempat Mahona bekerja.
"Saya tanya dan Nani ini mengaku tidak melakukan kekerasan," ucapnya.
Majikan Mahona saat itu mengatakan bila pembatunya tersebut sedang terkena penyakit kulit.
"Nih Bu lihat, emang sedang kena penyakit kulit dia (Mahona). Herpes ini bu. Makanya saya kasih salep, saya ajak ke dokter, dianya gak mau," kata Suminah menirukan kata-kata Nani.
Suminah pun mengaku curiga.
Kecurigaannya tersebut lantaran luka lebam hingga luka di pipi kanan pembantu Nani bukanlah luka penyakit kulit.
"Saya curiga. Masa iya sih luka seperti ini dibilang herpes," katanya.
Kemudian, Suminah pun memberanikan diri mengatakan bila ada laporan warga mengani dugaan penganiayaan terhadap Mona.
Tetap Nani saat itu mengelak dan mengatakan bila dirinya sebagai bidan di rumah sakit tahu perbedaan luka bakar dan herpes.
"Bu saya itu PNS Bidan. Saya paham, luka bakar seperti apa, dan luka herpes seperti apa," kata Suminah kembali menirukan kata-kata Nani.
Suminah pun meminta kepada Nani, bila dirinya tidak suka dengan Mona, lebih baik PRT-nya tersebut dikeluarkan dari rumahnya.
"Tapi ibu ini (Nani) bilang ke saya 'Ini orang (Mona) sekampung sama saya bu. Mana mungkin saya melakukan kekerasan' kata dia ke saya dan warga," ungkap Suminah.
Sepulang dari kediaman Nani, Suminah mengaku tetap meragukan akan pengakuan Nani yang diketahui sudah dikaruniai satu anak perempuan.
Akhirnya, Suminah merencanakan akan menemui Mona atau Manoha bersama warga untuk mendengar keterangannya.
"Nani tuh awalnya enggak mengaku. Sampai saya bilang 'warga di sini mau melindungi kamu. Mending kamu cerita' tetap saja ngakunya herpes," tuturnya.
Akhirnya Suminah pun pulang ke rumahnya.
20 menit kemudian, seorang warga menghampiri Suminah dan mengatakan bila Mona mengaku wajahnya dipukul dan disetrika majikannya.
"Bu..bu.. Mona ngaku wajahnya dipukul dan disetrika. Nah pengakuan Mona ini bisa dituturkan karena Naninya sedang pergi kerja," katanya.
Cerita Mona kepada warga membenarkan dirinya mendapat perilaku kekerasan dari majikannya sendiri.
Luka lebam diwajah, diakui Suminah, lantaran Mona salah membeli makanan.
Wajah Mona pun dicakar majikannya karena anak Nani sering mengadu kalau Mona tidak memberi makan.
Sementara kasus disetrika wajahnya, karena majikannya menganggap Mona menyetrika baju terlalu lelet.
"Diambilah setrikaan itu dan langsung ditempel di pipi kanan Mona. Mendengar cerita itu, satu kampung sini sepakat untuk melaporkan Nani ke Polres Jakarta Utara," ungkapnya.
Kini kasus tersebut ditangani Polres Jakarta Utara. (Tribunnews.com/ Wartakota)