Nada Bicara Ahok Meninggi Tanggapi Gerakan Cap Jempol Darah Warga Luar Batang
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purama (Ahok) geram dengan adanya gerakan pengumpulan cap jempol darah.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
"Kalau yatim piatu dari soal makan kita urus, itu kan urusan kedua. Kalau gitu saya mau pelihara 1000 anak yatim piatu, saya mau kuasain monas boleh enggak? 1000 loh anak yatim piatu," imbuh dia.
"Saya pelihara 1000, tapi monas kasih saya, termasuk balai kota kasih saya, 2000 saya tanggung anak yatim piatu, boleh enggak 2000? saya mau dudukin monas, enak aja lo! bullshit aja itu!" tutup Ahok.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rifai Bakri termasuk yang menentang keras rencana penggusuran.
Rifai menegaskan jika penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI jadi dilakukan, ia tidak tahu bagaimana nasib 200 anak yatim piatu yang diasuhnya.
"Saya tidak tahu bagaimana nasib mereka jika digusur. Padahal, yatim piatu itu bisa mendapatkan biaya hidup dan sekolah gratis dari SD sampai SMA," kata Rifai.
Tidak mau anak-anak asuhnya kena gusur, Rifai berencana menggalang pengumpulan cap jempol darai warga Luar Batang.
Dia yakin warga Luar Batang siap memberikan dukungan cap jempol darah sebagai wujud penolakan mereka terhadap rencana penggusuran.
Rifai menambahkan, dirinya dan sejumlah rokoh masyarakat Luar Batang akan mengumpulkan cap jempol darah usai shalat Jumat, 1 April 2016 mendatang.