Ahok: Kanker Gara-gara Makanan Berformalin Lebih Banyak Dibanding Rokok
Alasan penolakan karena WTPM akan berujung pada upaya peningkatan produksi dan penggalan promosi
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) didatangi aktivis anti rokok di pendopo, Balai Kota, Jakarta Pusat.
Para aktivis menolak pameran rokok bertajuk World Tobacco Proccess and Machinery (WTPM) yang dilangsungkan di Jakarta pada 27-28 April 2016 mendatang. Aktivis yang merupakan mahasiswa dari BEM Universitas Indonesia (UI) menyerahkan petisi kepada Ahok agar menghentikan pameran mesin rokok tersebut.
Alasan penolakan karena WTPM akan berujung pada upaya peningkatan produksi dan penggalan promosi untuk mencapai peningkatan konsumen rokok. Sehingga berujung pada terkungkungnya hak masyarakat untuk mendapat lingkungan yang sehat.
Ahok mengatakan pameran itu tidak dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, karena masih banyak yang terkena kanker karena makanan yang berformalin dibandingkan dengan rokok.
"Jangan membandingkan dengan kanker. Kanker gara-gara makanan yang berformalin lebih banyak daripada rokok," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (7/4/2016).
Menurut Ahok, dia tidak bisa melarang hak orang untuk merokok. Namun bisa mempersempit ruang untuk perokok. Hal itu didasari Peraturan Gubernur (Pergub) No. 50 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan pembinaan, pengawasan, penegakan hukum kawasan dilarang merokok.
"Tapi kalau Anda cuma membatasi tidak boleh merokok di dalam ruangan, jangan sampai perokok pasif kena, oh saya bela habis," imbuh dia.
Ahok tetap memberikan kesempatan penyelenggaraan pameran mesin rokok internasional atau World Tobacco Process and Machinery yang akan diselenggarankan pada 27-28 April mendatang.