Cerita Ratna Sarumpaet Soal Perlakuan Polisi
Ratna mengaku kesal dirinya sempat digiring oleh puluhan Polwan dan sempat digiring masuk ke truk tahanan narapidana.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pekerja seni sekaligus aktivis hak asasi manusia, Ratna Sarumpaet diamankan pihak kepolisian saat berlangsungnya pembongkaran ratusan bangunan di RT 01, 02, 11, 12 RW 05, Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (11/4/2016), pagi tadi.
Ratna mengaku kesal dirinya sempat digiring oleh puluhan Polwan dan sempat digiring masuk ke truk tahanan narapidana.
"Saya dibawa puluhan Polwan, banyak banget itu. Itu saya digiring Polwan saat chaos (ricuh) diawal terjadi dan saya memang enggak liat keos. Saya ke Pasar Ikan tujuannya ingin mendampingi warga menyampaikan aspirasinya. Banyak nyeret saya tadi. Malah tadi saya dibawa ke truk tahanan. Ya saya enggak mau masuk lah. Saya bilang ke Polwan-polwan itu, 'Kenapa saya harus masuk ke sini (Truk Tahanan?) Emangnya saya mendampingi warga itu dibilang kejahatan?' Saya bilang begitu ke mereka. Terus akhirnya mereka enggak bisa menjawab," paparnya yang saat itu berada di mobilnya.
Alhasil Ratna yang saat itu menolak masuk ke truk tahanan, tetap dikawal Polwan, Satpol PP, hingga pihak Provost. Ratna mengaku dirinya diantar sampai ke dalam mobilnya.
Namun, Ratna yang saat itu ingin beranjak pulang ke kediamannya, justru dihalang-halangi para personel Provost yang berdiri tepat di depan mobil jenis sedan miliknya tersebut.
"Dan saya dibawa sampai sini dekat gedung VOC ini. Nah tadi saya lihat mereka sepertinya sengaja ya berdiri di depan mobil saya, agar saya tidak bisa keluar dan enggak bisa kemana-mana," ungkapnya.
Wanita kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara, ini juga nampak pasrah, lantaran pihak Provost langsung menghubungi anggotanya dan memarkirkan dua mobil dinas milik Provost menghadang atau menghalangi mobil mili Ratna.
"Mereka berdiri, sembari menelepon temannya yang lain kali suruh taroh mobil di depan mobil saya sehingga saya enggak bisa kemana-mana. Ya tidak apa-apa. Boleh saja, tapi saya akan buat mereka malu dan harus dipertanggungjawabkan sampai saya seperti ini tidak bisa keluar kemana-mana," tuturnya.
Terlihat Ratna hanya bisa memainkan gadgetnya di dalam mobil bagian depan penumpang. Sementara sopir yang bersamanya menutup wajahnya dengan kemeja batik sembari tidur di bagian bangku kemudi.
Ratna nampak berkeringat dan gelisah lantaran dua mobil dinas Provost didepannya masih menghalangi untuk keluar dari parkiran.
Sementara itu, puluhan kepolisian dan instansi terkait masih mengawasinya, guna Ratna tidak bisa beranjak kemanapun ataupun ke Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa yang saat itu huniannya tengah digusur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (Panji Baskhara Ramadhan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.