Kasus Dugaan Penipuan Hasnaeni "Wanita Emas" Tak Terkait Pilgub DKI
Dia mengaku mengajukan sanggahan banding kepada yang bersangkutan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saleh, kuasa hukum Abu Arief, mengatakan pengusutan kasus penipuan tender proyek pembangunan jalan di Jayapura pada 2014 yang menyeret Hasnaeni Moein tak terkait Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Tak ada urusan soal Pilkada. Saya tak pernah ada omongan ke media kok sebelum ini. Yang buka statement Dir (Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Krishna Murti),” ujar Saleh kepada wartawan, Rabu (13/4/2016).
Dia menjelaskan, penyidik sudah lama mengusut kasus penipuan tersebut.
Sementara itu, Hasnaeni yang akrab disapa Wanita Emas telah menjalani pemeriksaan pada tahun 2015, namun yang bersangkutan tak mengakui.
“Sudah lama kok dipanggil. Cuma dia pindah-pindah lokasi, Duren Tiga, Pancoran, habis itu Lebak Bulus, terakhir di Kemang. Pernah dipanggil kok, hadir, tetapi tak mengakui. Itu tahun 2015,” kata dia.
Dia mengklaim Hasnaeni mengenal kliennya.
Dia mengaku mengajukan sanggahan banding kepada yang bersangkutan.
"Kalau dia bilang tak kenal bohong. Yang mengajukan sanggahan banding, saya kok,” kata dia.
Hasnaeni diduga menipu Abu Arif, selaku Direktur Utama PT Trikora Cipta Jaya terkait tender proyek pembangunan jalan di Jayapura, Papua.
Korban dijanjikan menang sanggahan banding lelang proyek pembangunan 2 ruas jalan di Jayapura.
Atas hal ini, korban dirugikan. Korban melapor ke Mapolda Metro Jaya pada November 2014 lalu, tuduhan pasal 378 KUHP juncto 372 KUHP tentang penipuan juncto penggelapan.
Wanita Emas itu masih berstatus sebagai saksi terlapor. Aparat kepolisian masih menyelidiki kasus dugaan penipuan itu.
Penyidik memeriksa sejumlah saksi-saksi terkait kasus itu. Sementara itu, aparat kepolisian telah melayangkan dua kali panggilan terhadap wanita itu.
Hasnaeni mengklaim pelaporan di Mapolda Metro Jaya terkait dugaan kasus penipuan tender proyek pembangunan jalan di Jayapura, Papua merupakan kebohongan.
Pelapor sengaja ingin menjatuhkan dikala pamor sedang melambung. Apalagi, dia sudah bertekad maju di Pilkada Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017.