Sejumlah Joki Kecele, Niat Mengais Rezeki Ternyata Uji Coba Penghapusan 3 In 1 Diperpanjang
Sejumlah joki 3 in 1 di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin tahunya Kamis (14/4/2016) adalah hari terakhir uji coba penghapusan 3 in 1 di jalan
Editor: Adi Suhendi
![Sejumlah Joki Kecele, Niat Mengais Rezeki Ternyata Uji Coba Penghapusan 3 In 1 Diperpanjang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/macet_20160415_010421.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah joki 3 in 1 di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin tahunya Kamis (14/4/2016) adalah hari terakhir uji coba penghapusan 3 in 1 di jalan-jalan protokol di Jakarta.
Maka, saat Dinas Perhubungan DKI Jakarta memperpanjang uji coba ini, para joki pun kecele.
Yogi (22), seorang pemuda yang biasa menjadi joki, misalnya, telah nongkrong di sekitar Bundaran Senayan, Jalan Jenderal Sudirman, sejak pukul 17.30 WIB.
Dia di sana bersama sekitar lima joki lainnya.
Setelah lelah berdiri hampir dua jam, Yogi heran tidak ada mobil yang bersedia memakai jasanya.
Padahal dia melihat banyak mobil lalu lalang hanya berisi dua bahkan satu orang.
"Biasanya nunggu paling lama setengah jam ada yang ajak naik (masuk ke dalam mobil menjadi joki--Red)," ucap Yogi kepada Warta Kota, Kamis (14/4/2016) petang.
"Ternyata saya ketipu," ujar pemuda warga Mampang Prapatan itu setelah tahu bahwa uji coba penghapusan sistem 3 in 1 dilanjutkan.
Dikatakan pria berbadan kurus itu, biasanya pukul 19.00 dia sudah mengantongi uang hasil nge-joki minimal Rp 100.000.
Tapi dengan perpanjangan uji coba itu, dia terpaksa pulang dengan tangan hampa.
Beruntung dia memiliki penghasilan lain, yakni berjualan bubur ayam tiap pagi hari dengan cara berkeliling perumahan.
Joki lainnya yang juga kecele adalah Dinah (32), warga Pejompongan.
Seperti rekannya yang lain, Dinah bersama Yuyun (30), saudarinya, telah siap beraksi sejak sore hari, bertepatan dengan waktu pulang kerja.
Namun Dinah tak mendapat sepeser pun uang karena tak ada pelanggan yang memakai jasanya.
Dia tidak tahu bila uji coba penghapusan 3 in 1 diteruskan.
"Padahal saya lagi butuh duit. Ya, nasib orang miskin," ujarnya memelas.
Dengan uji coba penghapusan 3 in 1 ini, Dinah mengaku hanya mengandalkan pendapatan suaminya yang seorang kuli bangunan.
"Gaji suami nggak tentu, kadang dua juta, kadang satu juta. Kadang juga nganggur," katanya.
Macet parah
Sementara itu, sejak Kamis sore jelang malam nyaris sepanjang Sudirman-Thamrin dilanda macet parah.
Mobil nyaris tidak bergerak.
Sementara sepeda motor hanya mampu melaju dengan kecepatan 10-20 km/jam.
Hujan deras yang sempat mengguyur Jakarta mulai sore hari juga turut andil menyebabkan kemacetan.
Akibat banyak pengendara sepeda motor yang berteduh di sisi jalan.
Mobil-mobil pun bergerak lambat.
Di antara mobil-mobil yang bergerak lamban, beberapa diantaranya hanya berisi satu-dua orang.
Lewi (35), seorang karyawan swasta, misalnya, menyetir sendirian di tengah kemacetan saat pulang kerja.
Namun, meski macet Lewi cuek saja.
Menurutnya jalanan macet di Ibukota sudah menjadi makanan sehari-hari.
"Kalau nggak macet bukan Jakarta namanya," kata dia.
Untuk diketahui, uji coba penghapusan 3 in 1 yang sedianya berakhir pada Kamis ini diperpanjang hingga sebulan kedepan.
Pertimbangan ini diambil karena masyarakat belum mendapatkan pola transportasi yang efektif.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah, mengatakan, sejak uji coba penghapusan 3 in 1 diberlakukan, terjadi peningkatan kepadatan lalu lintas di jalan protokol sebesar 24,33 persen. (Gopis Simatupang)