Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wiwin, Pengemudi Go-Jek yang Bertekad Bangkit Setelah Kehilangan Kaki Kiri

"Saya memang enggak patah semangat, yang penting berusaha bangkit lagi."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Wiwin, Pengemudi Go-Jek yang Bertekad Bangkit Setelah Kehilangan Kaki Kiri
KOMPAS IMAGES
Wiwin Harsino (39), pengemudi Go-Jek kini mencoba bangkit menjalani hidup setelah kehilangan kaki kirinya karena diamputasi akibat kecelakaan lalu lintas yang dia alami beberapa waktu lalu. 

JAKARTA- Awalnya sulit bagi Wiwin Harsini (39) menerima kenyataan salah satu kakinya harus diamputasi akibat kecelakaan lalu lintas. Tapi, meski sedih, kini Wiwin mengaku sudah bisa ikhlas.

Mantan "Lady Go-Jek" itu kehilangan kaki kirinya akibat kecelakaan pada 28 Maret 2016 lalu, ketika sedang membawa penumpang di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Kecelakaan itu sekaligus memaksa Wiwin berhenti menjadi pengemudi ojek online, pekerjaan yang ia jalani hampir satu tahun ini..

Wiwin saat ini masih dalam proses pemulihan. Bekas amputasi di kaki kirinya masih terasa sakit. Perlu beberapa bulan lagi sebelum ia benar-benar dapat pulih.

Namun ibu dengan satu anak ini tak mau menyerah. Semangat dan ketegarannya mengalahkan kesedihannya.

"Saya memang enggak patah semangat, yang penting berusaha bangkit lagi," kata Wiwin seraya tersenyum saat ditemui di rumahnya, di Jalan Panca Warga I RT 04 RW 05, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (20/4/2016).

Ia kini masih harus menghabiskan waktu dengan lebih banyak berbaring di tempat tidur. Namun, sesekali ia berlatih berjalan dengan menggunakan tongkat.

Berita Rekomendasi

Bantuan tongkat dan kursi roda sudah ada yang memberi. Ada pula sebuah organisasi yang mau memberikan bantuan kaki palsu.

Wiwin mencoba melihat hal positif di balik musibah yang menimpanya.

Sambil terharu, ia mengenang saat ratusan pengemudi Go-Jek mengantarnya pulang dari rumah sakit.

Berita kecelakaan yang menimpa Wiwin juga mengetuk simpati masyarakat.

"Mungkin dengar berita dari koran, ada yang enggak saya kenal, dari Serpong, Duren Sawit, Pademangan, datang memberi bantuan. Saya pun masih sering dikunjungi teman-teman Go-Jek," ujar Wiwin.

Dari Go-Jek, Wiwin mendapat bantuan Rp 20 juta, yang digunakan untuk biaya rumah sakit. Go-Jek juga masih memberi Rp 1 juta saat pemeriksaan rutin tiap minggu ke RS Husada.

Sumbangan rekan sesama Go-Jek untuknya terkumpul Rp 21 juta.

Terakhir, seorang bakal calon gubernur DKI, berjanji mau memberikan bantuan kalau ia mau membuka usaha.

Lanjut Dagang

Wiwin tak mau terlalu bergantung pada keluarga dan orang lain. Meski kondisinya saat ini sudah berubah, ia merasa bukan halangan untuk tetap memiliki penghasilan.

"Saya mau punya usaha warung kecil di depan sini," ujar Wiwin.

Ia mengucap syukur dan berharap warung kecilnya nanti akan memberinya pemasukan untuk melanjutkan hidup.

"Mudah-mudahan mencukupi. Alhamdulilah aja yang penting kita berdoa baca Bismilah," ujar Wiwin.

Ia juga bersyukur, anak semata wayangnya, Putri (20), telah berkeluarga.

Wiwin yang ditinggal mati suaminya itu mengatakan, ceritanya akan lain apabila anaknya masih bersekolah.

Putri bahkan mengurusnya di masa seperti ini.

Kado ulang tahun kecelakaan yang terjadi di depan Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu memang bukan kado yang baik baginya.

Padahal, kalau musibah itu tidak datang, mungkin Wiwin akan merayakan ulang tahunya tanggal 29 Maret dengan makan-makan.

"Kan kecelakaan tanggal 28 Maret, besoknya saya ulang tahun. Bukannya potong kue, tapi (jadi) potong kaki," ujar Wiwin dengan nada guyon.

Wiwin ditabrak sebuah mobil dari arah belakang.

Peristiwa itu terjadi saat Wiwin bermaksud mengambil kanan jalur atas permintaan penumpangnya, namun tak disangkanya jalur kanan ada mobil dari belakang.

"Lalu tertabrak, saya sampai keseret. Kaki saya hancur, posisi saat itu sudah enggak bisa rasa, tapi saat saya diangkat ke taksi untuk ditolong itu baru berasa sakitnya minta ampun," ujar Wiwin.

Dalam kondisi setengah sadar, ia tak tahu bagaimana nasib penumpangnya. Ia hanya melihat sang penumpang sudah duduk dipinggir jalan.

Saat ditolong, Wiwin sempat berpindah-pindah rumah sakit sebelum akhirnya ditangani RS Husada.

"Kakak saya yang jemput dari RSPP, mau ke UKI tapi enggak bisa karena penuh, akhirnya ke RS Husada," ujar perempuan dengan potongan rambut pendek ini.

Ia mengatakan, terjun menjadi pengemudi Go-Jek bukan atas kemauannya sendiri.

Tapi karena ajakan teman. Memang wanita lulusan sebuah SMK di Jakarta itu tak pernah menyangka akan kejadian seperti ini. Keluarga Wiwin pun shock dengan musibah yang ia alami.

"Shock, semua pada nangis setelah dokter bilang kaki saya harus diamputasi," ujar Wiwin.

Wiwin mengaku tak punya trauma. Dengan polos, ia mengungkap masih punya keinginan naik sepeda motor. Ia berharap, lukanya ini cepat sembuh. Sebab, rasa kesemutan, ngilu, dan sakit kadang muncul terasa.

Bekas amputasinya memang belum kering. Dokter menyarankan agar ia menjaga kondisi dan banyak makan protein agar cepat sembuh.

Waktu pemulihannya diperkirakan 7 bulan. Wiwin mengatakan ia pun mesti melakukan check up rutin seminggu sekali.

"Saya berdoa setiap malam, semoga saya cepat sembuh," ujarnya.

Penulis: Robertus Belarminus

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas